Cast : Shin Soohyun (Soo) , Shin Dongho (dongho) , Yang Yeoseob (seobbie) , Kim Kibum
(key) , Jung Eunji (eunji) , Shin Woocha (woocha)
Author POV
D-3
“only you, I
give this love to you…its only you my baby its only you~~~” Soohyun mengakhiri
nyanyiannya.
“hari ini
latihannya cukup sampai disini!” Soohyun memandang semua personil bandnya.
“Hyung, tapi
sepertinya ada beberapa ketukan drum-ku yang masih meleset. Bisakah kita
mengulanginya lagi?” ujar Dongho, sang drummer dan maknae di band mereka,
sedikit memelas.
“benar Soo, aq
juga belum begitu percaya diri” tambah Yeoseob.
Soohyun
memandang Dongho sekilas kemudian mengalihkan matanya ke Yeoseob.
“Lakukan saja
sendiri, aku tidak punya waktu berlama – lama disini, banyak hal yang harus
kulakukan” Soohyun mengambil tas dan
mengumpulkan barang-barangnya.
“aku pergi”
jawabnya cuek sambil melangkah ke arah pintu studio. Tapi Key menahan bahunya.
“mau kemana kau?”
tanyanya dingin. “kau harus tetap melanjutkan latihan ini” tambah Key dengan
nada yang masih tetap dingin.
“benar Soo,
acaranya tiga hari lagi, tidak banyak waktu yang tersisa” Tambah Yeoseob
Soohyun
melepaskan pegangan Key dari bahunya dan berbalik, menatap Key penuh emosi.
“Kalau aku
tidak mau bagaimana?” jawab Soohyun sinis.
“kau harus
mau, jika tidak kau boleh keluar dari EXECUTED” Key menatap Soohyun tajam.
Soohyun benar
– benar kesal, dia membanting tas-nya ke sofa, mempersiapkan gitarnya dan
kembali berdiri di depan stand-mic. Mereka
melanjutkan kembali latihannya dengan perasaan tidak nyaman.
Soohyun POV
“Keluar dari
EXECUTED??? Apa yang kau pikirkan hah?? Kau sepertinya lupa bahwa kita berdua
yang membentuk Executed.” Aku terus menggerutu dalam perjalanan pulang setelah
latihan.
Aku sangat
kesal dengan Key, dia selalu merasa berkuasa di Executed, band yang kami bentuk
6 bulan lalu.
Aku terus
mengayuh sepedaku, menyusuri jalan yang mulai sepi sambil menggerutu sampai
akhirnya sebuah suara yang sangat aku kenal menghentikanku.
“yaah, pabbo
oldie~~ lagi baca mantra ya??” Yah, itu suara Eunji, sahabat baikku.
“choding,
kenapa diluar malam-malam begini? Yeoja tidak baik keluar malam sendirian”
jawabku sambil mencubit pipinya.
“omoooo~” dia
memukul kepalaku “sakit tau!!!”
“errr, kau
kenapa memukul kepalaku.??” Aku mengusap kepalaku “Pabbo choding!!”
“hahaha, siapa
suruh kau mencubitku” dia tertawa geli, tapi itulah yang paling aku suka
darinya, selalu terlihat menawan dengan senyuman manisnya.
“apa yang kau
lakukan diluar sendirian begini” tanyaku
“ini!!”
jawabnya sambil mengangkat kantong belanjaan yang dibawanya “eomma menyuruhku
membeli keperluan rumah tapi ban sepedaku kempes, kau sendiri?”
“Aku baru
selesai latihan^^” aku memperbaiki posisi gitar yang sedari tadi ku sandang
“kkaja, naiklah!! Aku antar kau pulang”
“jeongmal??”
dia segera duduk di sadel belakang “tumben sekali kau baik, biasanya pelit…atau
jangan-jangan ada maunya??” dia mencubit pinggangku.
“awww, sakit
pabbo…kau mau kita berdua masuk comberan??” aku mengomelinya
“iya, iya
mian…kenapa latihannya sampai selarut ini?? Biasanya Cuma sampai sore kan?”
“mereka
memaksaku latihan, padahal bagian ku sudah benar semua”
“errrr, jangan
begitu!! Ini demi kebaikan Executed juga kan?! Ini mimpimu sejak awal, tinggal
sedikit lagi, jadi jangan sampai merusaknya”
Gadis yang
duduk dibelakangku, Jung Eunji, entah kenapa kata – katanya selalu membuatku
merasa tenang. Benar, aku menyukainya. Tapi aku tidak pernah menemukan waktu yang
tepat untuk mengatakan padanya. Mungkin nanti, setelah audisi itu berakhir, aku
pasti akan mengatakannya.
“aah, sejak
kapan kau jadi bijak begini…dasar choding!!! Nona choding sudah menjadi ahjumma
sekarang!! begitukah??” aku meledeknya
“pabbo, aku tidak
sepertimu oldie, kerjanya menggerutu terus” lagi – lagi dia menggetok kepalaku.
Author POV
D-2
Siang itu
matahari bersinar terik, Soohyun baru saja menyelesaikan jam pelajaran
terakhirnya.
“arrgh, kenapa
panas sekali, kalau begini aku bisa meleleh dan menjadi soo bakar ketika sampai
studio” keluh Soohyun
Soohyun
mengayuh sepeda dengan tetap menggerutu, ketika sampai di turunan yang cukup
terjal, Soohyun mulai kehilangan kendalinya dan menyadari rem sepedanya
bermasalah. Dalam keadaan seperti itu seorang gadis yang menenteng keranjang
bunga menyebrangi jalan.
BRRRUUUUUKK….!!!! Soohyun menabrak gadis itu. Dan terjatuh
bersama sepedanya.
“aah,
mianhae..mianhae….” Soohyun berdiri dan segera mendekati gadis itu.
”gwaenchana??”
Soohyun memegang bahu gadis itu, tapi gadis itu hanya menunduk
“maaf, aku
benar – benar tidak sengaja, bagian mana yang sakit?” Soohyun mulai menatap
gadis itu dengan cemas. Rambut panjangnya terurai dan menutupi separuh parasnya.
“hey, kau baik
baik saja??” Soohyun mulai bingung “katakan sesuatu!! apa kakimu sakit?”
Soohyun memegang kaki gadis itu.
“yaah, kenapa
kau hanya diam, aku bertanya padamu” Soohyun mulai kehilangan kesabarannya. “kau
mau mempermainkanku, hah?”
Gadis itu
mengangkat kepalanya pelan, dia menatap mata Soohyun dengan tatapan yang dalam,
dan gadis itu, menangis!!
“kenapa kau
menangis?” Soohyun mulai panic “jawab aku, mana yang sakit? Atu kita perlu ke
dokter?”
Gadis itu
masih menatap Soohyun dengan air mata yang berlinang, Soohyun benar – benar
bingung, dia merasa dipermainkan gadis itu.
“hey apa kau
tuli hah? Atau bisu? Atau kau bodoh? Aku bertanya padamu, dan kau hanya
menangis” Soohyun mengomel.
Lalu gadis itu
mulai menggerakkan tangan kanannya, menunjuk dadanya, kemudian menyentuh
kupingnya dan melambaikan tangannya di depan wajah Soohyun sambil menahan
emosinya. Soohyun kaget melihat gadis itu.
“gadis ini….”
Gumam Soo “dia bisa mendengar tapi dia tidak bisa bicara” pikirnya dalam hati.
“mianhae, aku
tidak bermaksud….” Soohyun menyentuh bahu gadis itu tapi dia menepis tangan
Soohyun dengan tangan kanannya. H2O yang mengandung NaCl terus mengalir di
pipinya.
Gadis itu
memegang kakinya dan berusaha untuk berdiri, tapi kakinya ternyata terkilir dan
dia roboh lagi. Untungnya Soohyun segera menangkap tubuhnya sehingga dia tidak
jatuh.
“kakimu
sepertinya terkilir, aku akan mengantarmu ke rumah sakit…sebentar….” Soohyun
membantu gadis itu untuk duduk, dan menegakkan sepedanya “ayoo…” Soohyun
memapah gadis itu dan mendudukkannya di sadel boncengan.
“kalau kau
merasa pusing pegangan saja padaku” Soohyun mulai mengayuh sepedanya. Di tengah
perjalanan,gadis itu melingkarkan tangannya di pinggang Soohyun dan menyandarkan
kepalanya di punggung Soohyun.
“tenanglah,
kita akan segera sampai” ujar Soohyun.
Soohyun POV
“Siapa
namanya?” Tanya seorang suster bagian administrasi padaku. Aku bingung
menjawabnya, kemudian aku melontarkan
nama asal – asalan supaya urusan administrasi cepat selesai. Kulihat gadis itu
keluar dari ruang perawatan bersama dokter, kakinya dibalut dengan perban, dia
membungkuk sebagai ucapan terima kasih pada dokter itu. Dengan langkah
terseok-seok dia menghampiriku. Dia tersenyum, dan wajahnya sangat cantik
dengan senyum itu.
“Bagaimana? Apa
masih terasa sakit?” aku memandangnya dengan cemas.
Triitt..triiitt….
“aah,
sebentar, ada yang menelpon” dari yeoseob “yeobosaeyo!! Ada apa seobbie?”
tanyaku
“Soo, dimana
kau? Apakah lupa dengan latihannya? Key menyeramkan sekali, kau akan dapat
masalah!! cepatlah datang!” ucap yeseob dari seberang sana.
“iya, aku tau,
aku akan segera kesana” aku menutup ponselku.
“jadi dimana
rumahmu? Biar ku antar kau pulang” tanyaku pada gadis itu.
Dia kembali
hanya menunduk. Aku baru ingat, gadis ini tidak bisa bicara, aku segera
memeriksa ranselku dan menemukan sebuah notes. Aku menyerahkan notes itu
beserta pulpen padanya.
“ini!! Tulis
alamatmu disana. Jadi aku bisa mengantarmu pulang” aku mencoba bermuka ramah
padanya.
Aku benar-benar
merasa bersalah pada gadis ini. Pertama karena menabraknya, dan kedua karena
mengatakan dia bisu dan bodoh. Dia perlahan mengambil notes itu dan menuliskan
sesuatu. Aku penasaran dengan apa yang dituliskannya. Kemudian setelah
menuliskan beberapa kalimat dia menyerahkan notes itu padaku.
“Terima kasih, tapi kau tidak perlu mengantarku pulang, aku sudah mengirim
email pada adikku, dia bilang akan menjemputku.”
“begitukah?” aku menatapnya dengan alis terangkat “kalau
begitu aku akan menunggu sampai adikmu datang”
Gadis itu
menggeleng sambil tersenyum dan dia menulis lagi
“Aniyo, tidak usah, sepertinya kau buru-buru, pergilah!! Aku sudah tidak
apa-apa. Jeongmal gomawo”
”benarkah
tidak apa-apa??” aku sangat mengkhawatirkannya “Tidak apa-apa aku akan menunggu
sebentar disini denganmu” aku menjawab dengan ekspresi datar.
Dia kembali
memperlihatkan notes itu dengan senyum manisnya. “gomawo”
Aku hanya membalas dengan senyum.
Kami duduk
bersebelahan di kursi rumah sakit, aku mengunyah bubble gum sambil mendengarkan
musik dari mp3 player ku. Sementara dia hanya diam tanpa melakukan apapun.
“kau mau?”
Tanya ku sambil menawarkan bubble gum padanya. Dia hanya menggeleng lemah
dengan sedikit senyum.
“bagaimana
kalau ini?” aku menawarkan earphone ku padanya “coba dengarkan! Ini lagu
favoriteku” lanjutku.
Dia menatapku
dan dengan ragu mengambil earphone dari tanganku, memasangkan di telinganya dan
mulai fokus mendengarkan lagu itu. Dia kemudian menatapku dan tersenyum sambil
mengacungkan jempolnya. Gadis ini, gadis yang bahkan aku tidak tau siapa
namanya, kenapa senyumnya begitu manis.
Terlihat jelas diwajahnya dia adalah gadis yang baik.
“ah,
itu…apakah adikmu masih lama?” aku mulai mengkhawatirkan latihan, apa yang terjadi
di studio sekarang.
Dia melirik
ponselnya, wajahnya terlihat murung, sudah hampir 30 menit setelah dia mengirim
email pada adiknya. Kemudian dia mulai menulis lagi
“Gwaenchana, kau boleh pergi duluan, adikku akan segera datang. Tidak baik
membuat orang lain lama menunggu kan ^^”
“benarkah
tidak apa-apa?? Kalau begitu aku pergi dulu” aku bangkit dari kursi itu dan dia
menyerahkan earphone-ku. Dia menutup notes yang sedari tadi dipegangnya dan
memberikannya padaku.
“tidak usah,
untukmu saja!! Anggap saja sebagai permintaan maaf, nanti kau bisa
menggunakannya bila ada yang ingin kau katakan pada orang lain”
Wajahnya
terlihat senang, kemudian dia menuliskan “gomawo”
“cheonma!!
Aah, begini….”aku mengambil notes yang dipegangnya dan menuliskan emailku
“hubungi aku kalau kau membutuhkanku” aku mengembalikan notes itu padanya.
“baiklah aku
akan pergi sekarang, jaga dirimu” aku segera melangkah pergi.
Author POV
Ketika sampai
di studio Soohyun segera berlari menuju pintu.Tepat ketika dia ingin menggapai
gagang pintu, seseorang membukanya dari dalam. Orang itu Key dengan softcase
gitar di punggungnya.
“Key…” belum
sempat Soohyun melanjutkan kata – katanya, Key langsung menatapnya dengan
pandangan dingin. Tanpa sepatah kata Key melangkah dan menyenggol bahu Soohyun.
Soohyun membalikkan tubuhnya dan menatap Key yang mulai menjauh.
“Kibuum…!”
Soohyun berteriak memanggil Key tapi pria itu terus melangkah dan masuk ke
mobilnya.
“Soo,,,
latihannya sudah selesai” tiba-tiba Yeoseob muncul dari dalam studio.
“Seobie,
kenapa? Bukankah tinggal dua hari lagi? Kenapa tidak latihan sampai malam?”
Soohyun bingung.
“Kibum
sepertinya marah padamu karena kau tidak datang” Yeoseob menjelaskan dengan
sedikit ragu
“maafkan aku,
tadi aku mendapat masalah” Soohyun melangkah memasuki studio diikuti Yeoseob.
“ayo kita lanjutkan latihannya, bukankah kau dan Dongho ingin merapikan
beberapa bagian” Soohyun mengeluarkan gitarnya.
“Soohyunie …”
Yeoseob memegang kening Soohyun dengan tangan kanannya dan memegang keningnya
dengan tangan kiri “apa kau sakit?” lanjutnya.
“aaah, kenapa
kau memegangku seenaknya” Soohyun menyingkirkan tangan Yeoseob “aku baik-baik
saja!! Wae??” Soohyun menunduk dan sibuk menyetem gitarnya.
“aa..aniyo…”
Yeoseob menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal “itu karena kau
mengucapkan hal aneh!” ucap yeoseob masih dengan wajah heran.
“hal aneh apa
maksudmu?” Soohyun masih tetap sibuk dengan gitarnya.
“tidak, itu,
ini…itu Karena kau meminta maaf dan mengatakan ingin membantuku latihan”
Yeoseob melanjutkan ddengan terbata-bata
“sudahlah,
lanjutkan saja latihannya, jangan pikirkan hal yang tidak penting” Soohyun
mulai fokus dengan musiknya.
“tapi… Dongho
tidak disini, dia sudah pulang sesaat sebelum kau datang, katanya ada urusan”
“benarkah??
Kalau begitu mari lanjutkan berdua saja.”
Akhirnya
mereka melanjutkan latihannya berdua saja.
Soohyun POV
“Seobbie aku
rasa cukup untuk hari ini” aku melirik jam dan ternyata sudah pukul 7pm.
“begitukah?,
baiklah!” Yeoseob mulai merapikan bass-nya
“Soo, besok adalah latihan terakhir…”
“aku tau, aku
tidak akan terlambat” jawabku singkat.
Tiba-tiba
ponselku berdering, ada dua email baru, kubuka email pertama
“terima kasih! Bolehkah aku menjadi fan
pertamamu?”
Aku heran,
Siapa yang mengirimi email seperti ini. Kulihat email kedua, dari Eunji
“Oldie, dimana kau? Temui aku di taman 10
menit lagi”
Eunji ingin
bertemu denganku? Kenapa? Segera ku balas email darinya
“iya, aku segera kesana”
Aku segera
menuju taman tempat kami biasa bertemu. Jung Eunji, walaupun bertemu dengannya
setiap hari di sekolah, aku selalu ingin punya waktu lebih untuk bertemu
dengannya.
“kenapa
menyuruhku kesini choding? Kangen ya?”
tanyaku sambil menaikkan sebelah alis
“ah, pabo!!
Kenapa aku harus kangen padamu”
gerutunya
“lalu apa? Kau
mau minta sesuatu dariku, benarkan??” aku terus menggodanya
“sudahlah, kau
pulang saja sana!! Pikiranmu sudah tidak benar” jawab Eunji semakin menggerutu
“dasar tukang
ngambek” aku mengacak rambutnya “ayo cerita, kenapa?”
“yaah >,<
jangan sentuh rambut….” Eunji merapikan rambutnya “aku mau bilang..aku..suka
dengan seseorang” jawabnya sambil menunduk malu
Degg..Eunji
suka pada seseorang, siapa? Slama ini dia tidak pernah cerita tertarik dengan
laki-laki manapun. Perasaanku tidak menentu. Apa yang harus aku katakan padanya?
“oo..kau..suka
pada seseorang!!??” tanyaku terbata
“eung..iya”jawabnya
sambil mengangguk “dia adalah gitaris yang hebat” lanjutnya sambil meniup
poninya.
“ Haha siapa
orang yang tidak beruntung itu, disukai oleh choding sepertimu…” aku mencoba
menenangkan hatiku yang tidak karuan dengan candaan murahan.
Seorang
guitarist??Apakah mungkin itu aku? Bolehkah aku merasa senang? Iya, tentu saja
itu aku, siapa lagi. Eunji, apakah dia berusaha menunjukkan perasaannya padaku?
“sudahlah, aku
capek, aku mau pulang” Eunji melangkah menuju sepedanya, dan dia menoleh “yaah,
Shin Soohyun, di hari penampilanmu nanti jangan membuat aku malu jadi temanmu”
dia tersenyum dan menaiki sepedanya.
Tenang saja
Eunji-ya, aku pasti akan melakukan yang terbaik dan menunjukkan padamu, aku
juga tidak akan membiarkan rasa ini terlalu lama membisu seperti ini. Aku akan
mengatakannya, aku tidak akan membuatmu menungguku terlalu lama.
Author POV
D-1
“baiklah, kita
istirahat sebentar” ujar Key setelah Soohyun mengakhiri lagu yang akan mereka
bawakan untuk audisi besok.
Mereka semua
duduk dan istirahat. Ponsel Soohyun
tiba-tiba berdering, sebuah email.
“Do your best, Fighting!”
Soohyun penasaran
siapa yang mengiriminya email, ini sudah kedua kalinya. Soohyun membalas email
itu dengan pertanyaan singkat
“nugu?”
Tidak lama
balasan email itu datang
“Shin Woo Cha”
Soohyun heran,
seingatnya dia tidak punya teman atau kenalan bernama Shin Woo cha, lalu siapa
yang mengirimi email. Soohyun tidak membalas email itu dan melanjutkan
latihannya.
Soohyun POV
Akhirnya
latihan ini selesai, besok adalah hari penentuan semuanya. Membuktikan pada Key
dan memperlihatkan pada Eunji, aku pasti akan melakukan yang terbaik.
“semuanya, aku
duluan ya” aku melangkah keluar dan segera menunggangi sepedaku.
Perlahan-lahan
hujan mulai turun, untungnya aku telah memakai rain coat, aku mempercepat laju sepedaku. Tiba-tiba aku melihat
seorang gadis berdiri di pojok jalan. Dia hanya menunduk sambil memegang
payungnya. Ketika aku semakin mendekat aku baru menyadari gadis itu adalah
gadis yang kemaren aku tabrak.
“hey, apa yang
kau lakukan diluar saat hujan seperti ini” aku menghentikan sepedaku tepat di
sampingnya.
Dia menatap ke
arahku dengan pandangan murung kemudian menunduk lagi. Akhirnya aku paham apa
yang dilakukannya disana. Dia memayungi seekor anak anjing yang dibuang
pemiliknya, anak anjing itu terlihat sangat menyedihkan.
“aah, kau
sedih karena anjing ini?”aku turun dari sepeda dan memungut anak anjing itu, kumasukkan
anak anjing itu ke keranjang sepedaku. “ayo..” ucapku sambil menggerakkan
kepalaku, mengisyaratkan agar dia naik di sepedaku. Dia kemudian duduk di
boncengan. Aku mulai mengayuh sepeda, sementara gadis itu masih tetap memegang
payungnya dengan tangan kiri dan memelukku dengan tangan kanannya.
“ayo berteduh
disini” ujarku ketika kami berhenti di depan sebuah pertokoan.
Dia kemudian
mengeluarkan buku notes yang aku berikan tempo hari dan menuliskan sesuatu.
“Aku ingin sekali membawanya pulang tapi
pasti orang tuaku tidak mengijinkan”
Dia
menunjukkan catatan itu padaku, aku sedikit bingung.
“maksudmu
anjing ini?” tanyaku sambil menunjuk anjing kecil di dalam keranjang sepedaku.
Dia mengangguk murung.
“tenang saja,
aku akan membawanya pulang!! Orang tuaku tidak akan keberatan”
Dia terlihat
senang dan tersenyum ketika aku mengatakan akan merawat anjing itu, dari
wajahnya aku tau dia ingin mengatakan “benarkah?? Terima kasih”
“hmmm, karena
kau yang menemukannya, kita harus menamainya siapa?”
Dia melangkah
maju dan menyentuh tetesan air yang jatuh kemudian menunjukkannya padaku.
“eoh?? Mul
(air) “ aku mencoba menebak apa yang dia katakan tapi dia menggeleng “mmm, Bi
(hujan)” tanyaku lagi, dia mengangguk.
“baiklah, kita
namakan Bi, karena kita menemukannya ketika hujan”
Dia kembali
menunjukkan catatannya padaku
“sudah malam, aku pulang dulu, tolong jaga Bi dengan baik, terima kasih”
Dia
melambaikan tangan kemudian melangkah pergi dengan payungnya.
“AYO Bi, kita
juga harus pulang, besok akan menjadi hari yang sangat melelahkan” aku segera
pulang bersama teman baruku Bi “aah, kenapa aku lupa lagi menanyakan namanya!!
Hey bi, apa kau tau siapa nama gadis itu”
Author POV
D-day Hotwave
Band Award, audisi band sekolah untuk menuju dunia entertainer dan menjadi
superstar.Pemenang dari acara ini akan mendapatkan kontrak rekaman dengan
sebuah label terkenal.
“Berikan tepuk
tangan yang meriah untuk Cigareth!!” Mc berteriak sambil melangkah menaiki
panggung, diiringi teriakan penonton yang berbalut suara tepuk tangan,
“Soo, dimana
gitar dan bass-nya?” yeoseob mengagetkan Soohyun yang sedari tadi terdiam dan
fokus mendengarkan penampilan band – band lain.
“aah, gitarnya
aku tingalkan disana” Soohyun menunjuk kearah pojokan di dekat Dongho duduk
memutar – mutar stick drum-nya sambil menutup mata.
Yeoseob
melangkah menuju kearah Dongho untuk mengambil gitar Soohyun dan Bass-nya.
Sementara Key dengan gitarnya melangkah menuju Soohyun.
“Hari ini,
lakukan yang terbaik” ujar Key sambil mengulurkan kepalan tangannya ke arah
Soohyun yang masih duduk terdiam mendengarkan penampilan band yang sedang
beraksi di panggung. Soohyun memandang wajah Key, sejenak mereka bertatapan
dengan dingin dan keduanya pun tersenyum.
“pasti!!”
jawab Soohyun sambil membalas kepalan tangan Key.
“Ayo, setelah
ini giliran kita hyung” Dongho menghampiri mereka berdua.
“ini
gitarmu!!” Yeoseob menyerahkan gitar Soohyun. “Executed….” Lanjut Yeoseob
sambil mengulurkan tangan kanannya ditengah-tengah mereka berempat. Dongho
menimpa tangan Yeoseob dengan tangan nya diikuti Key dan Soohyun”
“YEAY!!”
Teriak mereka bersamaan.
“Tunggu!! Aku
juga mau ikut!!” Sebuah suara membuat mereka reflek menoleh kearah yang sama,
Yah, itu Eunji, Segera gadis itu menindih tangan Soohyun dengan tangan
mungilnya “Executed, Fighting!!” teriaknya..
“Executed, ayo
bersiap, setelah ini kalian” Seorang staff mengingatkan mereka.
“ayo..!!” Seru
Key “sampai ketemu nanti Eunji-ya” dia melangkah
mendekati pintu menuju stage, diikuti member lainnya.
“Choding,
pinjamkan aku keberuntungan” kata Soo sembari melangkah menuju pintu stage.
Tepat sesaat Soohyun hendak memasuki pintu tersebut lagi – lagi ponselnya
berdering, sebuah email bertuliskan “berikan
yang terbaik”
Executed
berhasil menampilkan sajian music yang memuaskan bagi para juri dan penonton,
penampilan mereka di sambut dengan tepuk tangan yang sangat meriah dari
penonton.
Soohyun POV
“itulah
penampilan terakhir dari Hotwave Band Award, terima kasih untuk partisipasinya,
hasil dan keputusan dewan juri akan di umumkan dua minggu dari sekarang, sampai
jumpa!!” Suara Mc menutup acara ini, terdengar begitu jelas di telingaku.
Akhirnya selesai satu hal yang harus aku lakukan.
Aku sibuk
mencari – cari dimana Eunji, aku tidak melihatnya sejak kami menyelesaikan
penampilan dan kembali disini. Teman-temanku yang lain juga tidak terlihat, mungkin
mereka sibuk menemui keluarga dan teman – temannya. Dimana Eunji? Apakah
mungkin dia pindah ke kursi penonton saat penampilan kami tadi? Tapi sekarang
acaranya sudah berakhir, kemana dia pergi?
Aku telah
mengiriminya email menanyakan keberadaannya, tapi dia tidak membalasnya.
“Hyung, kau
kelihatan bingung, sedang mencari sesuatu?? apa ada yang hilang” Dongho
menghampiriku.
“tidak, tidak
ada yang hilang” ingin sekali aku mengatakan, iya ada yang hilang, pujaan
hatiku, aku tidak bisa menemukannya.
“baiklah kalau
begitu, aku tinggal ya hyung!!” Dongho berbalik dan kembali melangkah pergi.
“emm,
Dongho-ya!! Apa kau melihat Eunji? “ akhirnya pertanyaan itu aku lontarkan.
“Eunji noona?
Aaah, dia di Roof Garden lantai
paling atas gedung ini” jawab Dongho datar sambil melangkah pergi.
Di atap?? Apa
dia menungguku disana?? Aku benar – benar segera ingin menemuinya dan
mengatakan semua isi hatiku, tentang perasaanku yang menyayanginya bukan hanya
sebagai seorang teman, tentang mimpi-mimpiku yang selalu dipenuhi olehnya,
tentang betapa pentingnya dia dalam setiap melodi yang aku petikkan disetiap
senar gitarku. Jung Eunji, tunggu aku!!
Akhirnya aku
sampai di atap, aku segera menuju Roof
garden dari tempatku berdiri terlihat jelas olehku, Eunji sedang berdiri
sambil menunduk di dalam rumah kaca. Aku mempercepat langkahku, sesaat kemudian
aku meraih pintu rumah kaca itu, perasaanku seperti seorang pangeran yang ingin
membebaskan putri dambaannya dari penjara kaca yang besar.
“Eun…..” aku
tak jadi melanjutkan ucapanku dan menelan bulat-bulat semua kata-kata yang
ingin aku sampaikan. Aku ingin sekali tidak mempercayai indra penglihatan dan pendengaranku
atau mungkin saja aku telah tertidur dan bermimpi, sebuah mimpi buruk.
“Aku juga
menyukaimu, sangat suka!!” Kulihat dengan jelas Eunji meneteskan air mata
bahagianya sambil tetap menunduk menatap pria yang tengah berlutut di depannya.
Pria yang sangat aku kenal. Pria yang bisa aku anggap sahabat namun juga rival
sejatiku. Pria yang bisa membuatku membeku dengan tatapannya dan merasa hangat
dengan senyumannya. Biar kupermudah, ya, pria itu Key, Leader dan Gitaris utama
Band kami, Executed.
“Benarkah?”
Key kemudian bangkit dan menyeka air mata eunji “lalu kenapa kau menangis? Apa
aku menyakitimu?” Key memegang bahu Eunji dan menatapnya lekat.
“itu karena
aku terlalu bahagia, aku benar-benar tidak menyangka” Eunji langsung memeluk
Key.
Pemandangan itu
benar-benar membuat dadaku sesak. Tubuhku serasa ingin meledak. Jung Eunji,
inspirasiku, melodi-ku, satu-satunya wanita yang aku cintai setelah ibuku, dia
menyukai Key. Benar, Kim kibum, keberadaan yang sangat ingin aku lampaui, satu-satunya
orang yang membuatku ingin menunjukkan bahwa aku bisa lebih baik.
Eunji-ya…kenapa
Key, kenapa bukan aku? Kenapa dia selalu lebih baik daripada aku, bahkan Eunji
juga, lebih memilih Key. Aku benar-benar tidak sanggup lagi melanjutkan berdiri
disini, cukup bagiku untuk tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku segera pergi
dengan perasaan yang tak karuan, tanpa aku sadari, cairan bening yang terlarang bagi seorang pria mulai
mengalir di pipiku.
Aku mengayuh
sepedaku secepat kilat menuju taman tempat kami biasa bertemu. Kuhenyakkan
tubuhku disebuah ayunan yang biasa diduduki Eunji.
Air mataku
terus mengalir tanpa bisa terbendung lagi. Jung Eunji, bagaimana bisa??
Kenapa??? Pertanyaan itu terus berputar di kepalaku.
“Wae
eunji-ya….. waeeee!!!” aku tersedu-sedu “Kim Ki bum, kenapa kau selalu mendapatkan
yang aku inginkan? Kenapa mereka selalu menganggap kau lebih baik daripada
aku?”
Tiba-tiba
seseorang mengulurkan saputangan padaku. Aku menengadahkan kepalaku, dan
ternyata orang itu adalah gadis yang aku tabrak. Walaupun sudah larut dan
sedikit gelap aku bisa menangkap wajahnya yang terkihat begitu sedih.
Gadis itu
kemudian duduk di ayunan disebelahku, menggoyangkannya dengan sangat pelan. Aku
memandangnya dari samping wajahnya yang menunduk diterangi sedikit sinar lampu
terlihat begitu haru. Pasti sesuatu telah terjadi padanya.
Gadis disebelahku ini, aku baru tiga kali
bertemu dengannya, bahkan aku tidak tau namanya, tapi entah mengapa sejak aku
kenal dengannya, sifat alamiah ku yang tidak pernah peduli pada orang lain perlahan-lahan
mulai berkurang. Setiap kali melihat wajah sedihnya, aku selalu ingin
melindunginya, bahkan kadang aku mulai melupakan masalahku sendiri karena dia.
Kau, siapa kau sebenarnya??
Aku berusaha
menahan tangisku dan mulai mengatur nafasku untuk bicara padanya.
“jadi, apa
yang membuatmu sedih?” tanyaku dengan sedikit sesenggukan
dia menatapku
dengan mata berkaca-kaca dan mengambil sesuatu dari tasnya. Notes itu lagi. Dia
menuliskan sesuatu dan memperlihatkan padaku.
”Orang yang sangat aku sayang mencintai orang
lain!!”
“benarkah?
Kenapa nasib kita sama?” kulihat gadis itu mengangguk lemah.
“kenapa
manusia tidak saling mencintai saja satu sama lain, sehingga tidak ada orang yang
akan terluka seperti kita…..huffffff” aku menarik nafas panjang dan melepaskannya”
terkadang cinta memang tidak adil”
Aku menengadah
menghadap langit yang telah berubah pekat.
“aku tidak
bisa mengataan apapun padamu, aku juga tidak bisa memberimu saran yang baik
mungkin, bahkan aku juga tidak bisa menerima hal seperti ini, tapi mungkin
memang lebih baik bagi kita untuk tidak menangis walaupun terlalu menyakitkan.
Gadis itu
memperlihatkan tulisan yang baru ditulisnya padaku.
“Gomawo, berkat kau aku bisa sedikit tenang
sekarang, kau juga jangan menangis lagi”
Aku mencoba
tersenyum padanya, mungkin dia tidak tau, tapi dialah yang membuatku sedikit
lebih tenang sekarang.
“aah, aku baru
ingat!! Aku selalu lupa menanyakannya dan baru ingat setelah kau pergi” kataku
sambil memandangnya dengan wajah antusias. “siapa namamu?”
Gadis itu
membalas dengan coretannya ‘yang bertuliskkan “ namaku shin Woocha”
“Shin
Woocha??? Jadi kau yang mengirimiku email-email itu??” aku sedikit kaget
setelah mengetahui nama gadis ini adalah nama seseorang yang sangat familiar di
email iinbox-ku.
Dia hanya
mengangguk.
“kenapa kau
mengirimiku email seperti menerorku begitu, huh?” aku sedikit kesal karena
merasa dikerjai gadis ini.
“aku tidak menerormu ataupun mengerjaimu, aku
hanya mengirimkan email karena aku pikir kita berteman” jawabnya melalui
lembar putih notesnya yang pada awalnya adalah milikku.
“tapi kan….”
Aku tidak jadi melanjutkan, benar juga, bukan salah woocha, aku sendiri yang
salah, aku yang memberikan alamat email-ku padanya, aku juga yang salah tidak
menanyakan namanya. Bahkan di email dia telah mengatakan namanya Shin Woocha
tapi aku malahan tidak membalasnya waktu itu.
“jadi itu kamu?” tanyaku dengan menurunkan
sedikit nada suaraku.
Dia mengangguk
antusias, dia sudah tidak terlihat murung lagi. Dia mulai mengayunkan ayunannya
dengan perlahan, wajahnya yang diterpa sinar lampu terlihat jelas, bibirnya
kecil dan hidungnya mancung, matanya besar dan bulat. Yah, jika dilihat gadis
ini memang tidak terlalu cantik, tapi sangat manis. Dari wajahnya terlihat
sangat banyak hal yang ingin dikatakannya. Sayang sekali dia tidak seberuntung
gadis-gadis lain yang bisa menyampaikan apapun yang ingin dikatakannya tanpa ada
kesulitan.
Triiiit…triiiiitt…..ponselku
berdering, Eunji menelponku. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan.
“Yeobosaeyo,
Eunji-ya…” aku memulai pembicaraan dengan nada datar.
“nugu??
Eunji??? Tumben sekali kau tidak memanggilku choding…kau marah padaku?” Eunji
menjawab dengan nada penasaran
“aah, kenapa
aku harus marah?” aku berusaha menekan perasaanku dan berbicara dengan normal
“karena tadi
aku tidak membalas emailmu, Dongho bilang kau mencariku,lalu barusan kau
memanggilku Eunji, aku kaget…ku pikir kau marah, benarkah tidak apa-apa?”
terdengar nada suara Eunji yang khawatir
“emm..”
jawabku singkat
“Hey, apa kau
sakit?? Kau baik-baik saja?? Kedengarannya tidak seperti oldie Soo” dia terus
bertanya.
Ingin sekali
aku menjawab aku sakit, benar-benar tidak baik-baik saja, tapi itu tidak
mungkin aku katakan.
“hey choding,
kau salah makan apa? Kenapa jadi perhatian begitu padaku” aku berusaha menutupi
perasaanku dengan kata-kataku, untungnya Eunji tidak bisa melihat air mataku
yang mulai mengalir.
“yah, aku
memang selalu tidak tega kalau terjadi apa-apa pada kaum jompo sepertimu” dia
mulai tertawa cekikikan “Oldie, dimana kau? Ayo bertemu!! Ada yang ingin aku
ceritakan”
Degg..dadaku
langsung tercekat, aku tau apa yang akan dia ceritakan dan aku tidak akan
sanggup mendengarnya langsung dari mulutnya.
“aku…dirumah”
aku berbohong padanya “aku sangat lelah, ceritanya besok saja ya!” lanjutku
“aaah, tidak
asiik, pabo oldie pelit!! Selamat istirahat oldie, jaljayo…” terdengar nada telfon
ditutup di seberang sana.
Woocha yang
sedari tadi duduk di samping ku kini menatapku sendu. Aku melihatnya sekilas
dan menunduk.
“apa yang
harus aku lakukan? Aku tidak akan sanggup menemuinya” Aku menengadah, berusaha
membendung air mata yang telah menumpuk di mataku.
Tiba – tiba
Woocha itu bangkit dan berdiri tepat dihadapanku. Gadis itu menyeka air mata di
pipiku. Bisa kulihat mata bulatnya berkaca – kaca. Dia kemudian membungkuk,
sesaat kemudian aku bisa merasakan hangat tubuhnya, aroma rambutnya yang seperti
lavender terciuum jelas, begitu menenangkan. Apakah kita sedang berpelukan,
tidak, dia yang sedang memelukku, sementara aku hanya menunduk dengan tubuhku
yang membeku dan tidak mampu bergerak. Walaupun hatiku masih terasa begitu
sakit tapi merasa sedikit tenang.
Author POV
Hari
berikutnya Soohyun terlihat tidak begitu baik. Dia melangkah menuju parkiran sepeda, seharian ini dia
tidak bisa fokus belajar dan tetap memikirkan kejadian di Roof Garden.
“Oldie!!!”
Eunji berlari menghampiri Soohyun “hey..hey… ada apa denganmu? Kenapa wajahmu
jelek sekali hari ini” Eunji tertawa geli.
“choding..kau..kenapa..ada
apa” Soohyun terbata-bata dia kaget dengan kedatangan Eunji.
“eey, kenapa
kau seperti melihat hantu begitu? Apa aku menyeramkan” Jawab eunji sambil memeriksa tubuhnya.
“tidak, mmm
itu…apa kau tidak pulang?” Soohyun bingung tidak tahu harus berkata apa.
“ayoo ikut
aku!” Eunji menarik tangan Soohyun ke samping parkiran sepeda.
“kau harus
mengucapkan selamat padaku” kata Eunji sambil tersenyum manis.
Soohyun hanya
terpaku menatap Eunji tanpa ekspresi, tapi dari matanya jelas terpancar
perasaan yang terluka. Bahunya bergetar menahan rasa sakit yang bergejolak
dihatinya.
Soohyun POV
“Orang yang
aku sayang akhirnya menunjukkan perasaannya padaku….dia juga menyukaiku”
Eunji bercerita dengan sangat antusias
daan tersipu-sipu
Andwaee
Eunji-ya…jangan lanjutkan, kumohon jangan lanjutkan. Batinku menolak untuk
mendengarkan Eunji dan ingin berlari sejauh-jauhnya, tapi kakiku menempel
disini dan mataku hanya bisa menatapnya.
“orang itu
Key, Kim ki Bum, temanmu….kami sudah …..” Belum sempat Eunji melanjutkannya,
bibirku segera menghentikan kata-katanya.
“Cukup!! Aku
tidak mau dengar lagi” aku berteriak padanya sambil menutup telingaku. Aku
tertunduk dalam. Sepertinya tubuhku ingin roboh tapi aku menahannya.
“Soohyun, kau
kenapa, kau tidak apa-apa?” Eunji memegang bahuku.
“Tidak..!!!
aku tidak baik-baik saja” aku mengangkat kepalaku dan menatapnya dalam.
Eunji
menatapku dengan heran dan takut. Kemudian aku menarik tubuhnya dan
menenggelamkan dalam pelukanku.
“Aku tidak
baik-baik saja Eunji-ya…aku sakit…aku…aku menyukaimu” Akhirnya dengan terisak
diiringi air mata yang terus mengalir, aku bisa mengatakannya pada Eunji.
“Soo…”dia
memanggilku lirih “Jangan seperti ini” lanjutnya
Aku hanya membisu
dan masih memeluknya
“Aku
menyukainya Soo, aku….” Aku membekap mulutnya dengan tanganku.
“jangan
katakan lagi…aku mohon jangan…itu menyakitkan” aku semakin terisak dan
memeluknya lebih erat.
“Soo…ku mohon,
lepaskan aku” katanya lirih, aku kemudian perlahan melepaskan pelukanku
“maafkan aku…Soo” dia sekarang mulai menangis.
“aku tidak
mengerti Eunji” aku memalingkan wajahku, aku benar-benarr tidak sanggup
menatapnya.
“Aku…pada
awalnya menyukai Soo, tapi Soo seperti tidak memahami perasaanku” Kata-kata
Eunji menghujam jantungku, kali ini lebih sakit dari sebelumnya. Aku membisu
lagi.
“aku menyukaimu
Soohyun, tapi kau terlihat hanya menganggapku seperti adikmu, kemudian aku
merasa mungkin ini sebuah kesalahan untuk menyukai Soo, karena Soo adalah
sahabat terbaikku….” Dia melanjutkan kata-katanya dengan nafas tercekat dan
tangis berderai.
“Aku berusaha
untuk melupakan perasaanku pada Soo karena aku takut menyakiti diriku sendiri,
aku juga tidak ingin Soo membenciku, karena itu aku berusaha menghilangkan rasa
suka itu dan perlahan mulai menyukai Key…aku benar-benar tidak tau perasaan
Soo, karena Soo tidak pernah menunjukkannya padaku” Mendengar semua kata-kata eunji
aku benar-benar kehilangan seluruh tenagaku dan ambruk, berlutut di depan
Eunji.
“…maafkan aku”
ucapku pelan, aku benar-benar seperti orang bodoh, tubuhku terasa panas.
Bagaimana bisa aku tidak menyadari perasaan Eunji selama ini.
“Soohyun,
jangan begini… aku…mulai sekarang lupakan aku, aku tidak mau Soo menderita
seperti ini, aku pergi!!” kulihat Eunji berlari menuju sepedanya dan pergi
dengan airmata yang mengalir.
Author POV
Soohyun
melangkah gontai sambil memapah sepedanya. Kata-kata Eunji disekolah tadi
berputar-putar dikepalanya.
“cihh..teman??
apa yang salah dengan menyukai seorang teman” Soohyun terus bertanya-tanya pada
dirinya sendiri sampai akhirnya langkahnya dihentikan oleh seorang gadis yang
berdiri tepat didepannya. “Woocha..?!” Soohyun sedikit kaget dengan kehadiran
gadis yang sudah dikenalnya itu.
Woocha
tersenyum dan mulai berjalan disamping Soohyun.
“kau tau, hari
ini aku bertemu dengannya dan aku menyampaikan perasaanku padanya…rasanya
sangat menyakitkan” Soohyun bercerita dengan suara bergetar.
Gadis
disampingnya mendengarkan dengan serius sambil terus melangkah mengikuti Soo.
“Ayo duduk
disini, aku lelah” Mereka berdua berhenti di sebuah halte.
“Jadi
bagaimana orang yang kau suka?” Soohyun memandang Woocha yang duduk
disampingnya.
Seperti biasa,
dia mulai sibuk mencari-cari notes-nya dan menulis
“aku juga bertemu dengannya hari ini, tapi aku tidak seberuntung kau, aku
tidak bisa mengatakan perasaanku”
“ooh,
begitukah, kenapa? Kau takut dia akan membencimu?” Soohyun melihat sekilas
kearah woocha.
“Tidak, menurutku begini saja sudah cukup,
bisa bertemu dengannya dan melihat dia tersenyum, aku sudah sangat bahagia. Aku
tidak perlu menyampaikan apa-apa”
Kata-kata
Woocha mengejutkan soohyun, dia tidak menyangka gadis itu bisa jauh lebih tegar
darinya.
“kau tau
Woocha, kau hebat..aku iri padamu” Soohyun tersenyum.
Soohyun POV
Aku bahkan
tidak bisa mempercayainya, tapi benar, aku tersenyum. Shin Woocha, gadis yang
baru aku kenal beberapa hari ini telah membuat aku tersenyum dalam keadaan
seperti ini.
“Woocha,
kau…siapa kau sebenarnya” Tanya ku padanya, pertanyaan yang aneh dan aku sama
sekali tidak mengharapkan jawaban yang aneh.
“Aku ini peri bunga” jawabnya lewat goresan-goresan pulpen di
lembaran notes.
“yaah,
apa-apaan ini.. kau pikir aku anak kecil” jawabku sambil memukul kepalanya
dengan notes itu sambil tertawa kecil.
Kulihat dia
juga tertawa dalam diamnya dan menjulurkan lidahnya ke arahku.
Selama aku
kenal dengannya baru kali ini kulihat ekspresi wajahnya se ceria ini, selama
ini dia banyak berekspresi datar, sedih dan kadang sedikit tersenyum.
“jadi kau tidak percaya kalau aku peri bunga?” tanyanya
lagi. Aku membaca tulisan itu sambil tersenyum.
“Baiklah-baiklah…aku
percaya padamu ibu peri” jawabku sekenanya, tentu saja aku tidak percaya.
Kamipun tertawa bersamaan dalam gaung keheningannya.
“bagaimana Bi? Apakah dia baik-baik saja” aku mulai
terbiasa dengan pembicaraan melalui notes ini,
“dia baik dan
sekarang sudah tumbuh kira-kira sebesar ini” tentu saja itu bohong dan si nona
peri bunga ini tau itu. Aku kemudian tertawa terbahak-bahak.
Hebat sekali
kamu Shin Woocha, mungkin kau memang bukan peri bunga, tapi kau bisa membuatku
melupakan kesedihanku karena Eunji sedikit demi sedikit.
*To be Continued*