Kamis, 11 Oktober 2012

Love of A Friend - Part 1 - "Note It"


@Rhie0123
Cast : Shin Soohyun (Soo) , Shin Dongho (dongho) , Yang Yeoseob (seobbie) , Kim Kibum (key) , Jung Eunji (eunji) , Shin Woocha (woocha)

Author POV
D-3
“only you, I give this love to you…its only you my baby its only you~~~” Soohyun mengakhiri nyanyiannya.
“hari ini latihannya cukup sampai disini!” Soohyun memandang semua personil bandnya.
“Hyung, tapi sepertinya ada beberapa ketukan drum-ku yang masih meleset. Bisakah kita mengulanginya lagi?” ujar Dongho, sang drummer dan maknae di band mereka, sedikit memelas.
“benar Soo, aq juga belum begitu percaya diri” tambah Yeoseob.
Soohyun memandang Dongho sekilas kemudian mengalihkan matanya ke Yeoseob.
“Lakukan saja sendiri, aku tidak punya waktu berlama – lama disini, banyak hal yang harus kulakukan”  Soohyun mengambil tas dan mengumpulkan barang-barangnya.
“aku pergi” jawabnya cuek sambil melangkah ke arah pintu studio. Tapi Key menahan bahunya.
“mau kemana kau?” tanyanya dingin. “kau harus tetap melanjutkan latihan ini” tambah Key dengan nada yang masih tetap dingin.
“benar Soo, acaranya tiga hari lagi, tidak banyak waktu yang tersisa” Tambah Yeoseob
Soohyun melepaskan pegangan Key dari bahunya dan berbalik, menatap Key penuh emosi.
“Kalau aku tidak mau bagaimana?” jawab Soohyun sinis.
“kau harus mau, jika tidak kau boleh keluar dari EXECUTED” Key menatap Soohyun tajam.
Soohyun benar – benar kesal, dia membanting tas-nya ke sofa, mempersiapkan gitarnya dan kembali berdiri di depan stand-mic. Mereka melanjutkan kembali latihannya dengan perasaan tidak nyaman.

Soohyun POV
“Keluar dari EXECUTED??? Apa yang kau pikirkan hah?? Kau sepertinya lupa bahwa kita berdua yang membentuk Executed.” Aku terus menggerutu dalam perjalanan pulang setelah latihan.
Aku sangat kesal dengan Key, dia selalu merasa berkuasa di Executed, band yang kami bentuk 6 bulan lalu.
Aku terus mengayuh sepedaku, menyusuri jalan yang mulai sepi sambil menggerutu sampai akhirnya sebuah suara yang sangat aku kenal menghentikanku.
“yaah, pabbo oldie~~ lagi baca mantra ya??” Yah, itu suara Eunji, sahabat baikku.
“choding, kenapa diluar malam-malam begini? Yeoja tidak baik keluar malam sendirian” jawabku sambil mencubit pipinya.
“omoooo~” dia memukul kepalaku “sakit tau!!!”
“errr, kau kenapa memukul kepalaku.??” Aku mengusap kepalaku “Pabbo choding!!”
“hahaha, siapa suruh kau mencubitku” dia tertawa geli, tapi itulah yang paling aku suka darinya, selalu terlihat menawan dengan senyuman manisnya.
“apa yang kau lakukan diluar sendirian begini” tanyaku
“ini!!” jawabnya sambil mengangkat kantong belanjaan yang dibawanya “eomma menyuruhku membeli keperluan rumah tapi ban sepedaku kempes, kau sendiri?”
“Aku baru selesai latihan^^” aku memperbaiki posisi gitar yang sedari tadi ku sandang “kkaja, naiklah!! Aku antar kau pulang”
“jeongmal??” dia segera duduk di sadel belakang “tumben sekali kau baik, biasanya pelit…atau jangan-jangan ada maunya??” dia mencubit pinggangku.
“awww, sakit pabbo…kau mau kita berdua masuk comberan??” aku mengomelinya
“iya, iya mian…kenapa latihannya sampai selarut ini?? Biasanya Cuma sampai sore kan?”
“mereka memaksaku latihan, padahal bagian ku sudah benar semua”
“errrr, jangan begitu!! Ini demi kebaikan Executed juga kan?! Ini mimpimu sejak awal, tinggal sedikit lagi, jadi jangan sampai merusaknya”
Gadis yang duduk dibelakangku, Jung Eunji, entah kenapa kata – katanya selalu membuatku merasa tenang. Benar, aku menyukainya. Tapi aku tidak pernah menemukan waktu yang tepat untuk mengatakan padanya. Mungkin nanti, setelah audisi itu berakhir, aku pasti akan mengatakannya.
“aah, sejak kapan kau jadi bijak begini…dasar choding!!! Nona choding sudah menjadi ahjumma sekarang!! begitukah??” aku meledeknya
“pabbo, aku tidak sepertimu oldie, kerjanya menggerutu terus” lagi – lagi dia menggetok kepalaku.

Author POV
D-2
Siang itu matahari bersinar terik, Soohyun baru saja menyelesaikan jam pelajaran terakhirnya.
“arrgh, kenapa panas sekali, kalau begini aku bisa meleleh dan menjadi soo bakar ketika sampai studio” keluh Soohyun
Soohyun mengayuh sepeda dengan tetap menggerutu, ketika sampai di turunan yang cukup terjal, Soohyun mulai kehilangan kendalinya dan menyadari rem sepedanya bermasalah. Dalam keadaan seperti itu seorang gadis yang menenteng keranjang bunga menyebrangi jalan.
BRRRUUUUUKK….!!!!  Soohyun menabrak gadis itu. Dan terjatuh bersama sepedanya.
“aah, mianhae..mianhae….” Soohyun berdiri dan segera mendekati gadis itu.
”gwaenchana??” Soohyun memegang bahu gadis itu, tapi gadis itu hanya menunduk
“maaf, aku benar – benar tidak sengaja, bagian mana yang sakit?” Soohyun mulai menatap gadis itu dengan cemas. Rambut panjangnya terurai dan menutupi separuh parasnya.
“hey, kau baik baik saja??” Soohyun mulai bingung “katakan sesuatu!! apa kakimu sakit?” Soohyun memegang kaki gadis itu.
“yaah, kenapa kau hanya diam, aku bertanya padamu” Soohyun mulai kehilangan kesabarannya. “kau mau mempermainkanku, hah?”
Gadis itu mengangkat kepalanya pelan, dia menatap mata Soohyun dengan tatapan yang dalam, dan gadis itu, menangis!!
“kenapa kau menangis?” Soohyun mulai panic “jawab aku, mana yang sakit? Atu kita perlu ke dokter?”
Gadis itu masih menatap Soohyun dengan air mata yang berlinang, Soohyun benar – benar bingung, dia merasa dipermainkan gadis itu.
“hey apa kau tuli hah? Atau bisu? Atau kau bodoh? Aku bertanya padamu, dan kau hanya menangis” Soohyun mengomel.
Lalu gadis itu mulai menggerakkan tangan kanannya, menunjuk dadanya, kemudian menyentuh kupingnya dan melambaikan tangannya di depan wajah Soohyun sambil menahan emosinya. Soohyun kaget melihat gadis itu.
“gadis ini….” Gumam Soo “dia bisa mendengar tapi dia tidak bisa bicara” pikirnya dalam hati.
“mianhae, aku tidak bermaksud….” Soohyun menyentuh bahu gadis itu tapi dia menepis tangan Soohyun dengan tangan kanannya. H2O yang mengandung NaCl terus mengalir di pipinya.
Gadis itu memegang kakinya dan berusaha untuk berdiri, tapi kakinya ternyata terkilir dan dia roboh lagi. Untungnya Soohyun segera menangkap tubuhnya sehingga dia tidak jatuh.
“kakimu sepertinya terkilir, aku akan mengantarmu ke rumah sakit…sebentar….” Soohyun membantu gadis itu untuk duduk, dan menegakkan sepedanya “ayoo…” Soohyun memapah gadis itu dan mendudukkannya di sadel boncengan.
“kalau kau merasa pusing pegangan saja padaku” Soohyun mulai mengayuh sepedanya. Di tengah perjalanan,gadis itu melingkarkan tangannya di pinggang Soohyun dan menyandarkan kepalanya di punggung Soohyun.
“tenanglah, kita akan segera sampai” ujar Soohyun.

Soohyun POV
“Siapa namanya?” Tanya seorang suster bagian administrasi padaku. Aku bingung menjawabnya,  kemudian aku melontarkan nama asal – asalan supaya urusan administrasi cepat selesai. Kulihat gadis itu keluar dari ruang perawatan bersama dokter, kakinya dibalut dengan perban, dia membungkuk sebagai ucapan terima kasih pada dokter itu. Dengan langkah terseok-seok dia menghampiriku. Dia tersenyum, dan wajahnya sangat cantik dengan senyum itu.
“Bagaimana? Apa masih terasa sakit?” aku memandangnya dengan cemas.
Triitt..triiitt….
“aah, sebentar, ada yang menelpon” dari yeoseob “yeobosaeyo!! Ada apa seobbie?” tanyaku
“Soo, dimana kau? Apakah lupa dengan latihannya? Key menyeramkan sekali, kau akan dapat masalah!! cepatlah datang!” ucap yeseob dari seberang sana.
“iya, aku tau, aku akan segera kesana” aku menutup ponselku.
“jadi dimana rumahmu? Biar ku antar kau pulang” tanyaku pada gadis itu.
Dia kembali hanya menunduk. Aku baru ingat, gadis ini tidak bisa bicara, aku segera memeriksa ranselku dan menemukan sebuah notes. Aku menyerahkan notes itu beserta pulpen padanya.
“ini!! Tulis alamatmu disana. Jadi aku bisa mengantarmu pulang” aku mencoba bermuka ramah padanya.
Aku benar-benar merasa bersalah pada gadis ini. Pertama karena menabraknya, dan kedua karena mengatakan dia bisu dan bodoh. Dia perlahan mengambil notes itu dan menuliskan sesuatu. Aku penasaran dengan apa yang dituliskannya. Kemudian setelah menuliskan beberapa kalimat dia menyerahkan notes itu padaku.
“Terima kasih, tapi kau tidak perlu mengantarku pulang, aku sudah mengirim email pada adikku, dia bilang akan menjemputku.”
“begitukah?”  aku menatapnya dengan alis terangkat “kalau begitu aku akan menunggu sampai adikmu datang”
Gadis itu menggeleng sambil tersenyum dan dia menulis lagi
“Aniyo, tidak usah, sepertinya kau buru-buru, pergilah!! Aku sudah tidak apa-apa. Jeongmal gomawo”
”benarkah tidak apa-apa??” aku sangat mengkhawatirkannya “Tidak apa-apa aku akan menunggu sebentar disini denganmu” aku menjawab dengan ekspresi datar.
Dia kembali memperlihatkan notes itu dengan senyum manisnya.  gomawo” Aku hanya membalas dengan senyum.
Kami duduk bersebelahan di kursi rumah sakit, aku mengunyah bubble gum sambil mendengarkan musik dari mp3 player ku. Sementara dia hanya diam tanpa melakukan apapun.
“kau mau?” Tanya ku sambil menawarkan bubble gum padanya. Dia hanya menggeleng lemah dengan sedikit senyum.
“bagaimana kalau ini?” aku menawarkan earphone ku padanya “coba dengarkan! Ini lagu favoriteku” lanjutku.
Dia menatapku dan dengan ragu mengambil earphone dari tanganku, memasangkan di telinganya dan mulai fokus mendengarkan lagu itu. Dia kemudian menatapku dan tersenyum sambil mengacungkan jempolnya. Gadis ini, gadis yang bahkan aku tidak tau siapa namanya, kenapa  senyumnya begitu manis. Terlihat jelas diwajahnya dia adalah gadis yang baik.
“ah, itu…apakah adikmu masih lama?” aku mulai mengkhawatirkan latihan, apa yang terjadi di studio sekarang.
Dia melirik ponselnya, wajahnya terlihat murung, sudah hampir 30 menit setelah dia mengirim email pada adiknya. Kemudian dia mulai menulis lagi
“Gwaenchana, kau boleh pergi duluan, adikku akan segera datang. Tidak baik membuat orang lain lama menunggu kan ^^”
“benarkah tidak apa-apa?? Kalau begitu aku pergi dulu” aku bangkit dari kursi itu dan dia menyerahkan earphone-ku. Dia menutup notes yang sedari tadi dipegangnya dan memberikannya padaku.
“tidak usah, untukmu saja!! Anggap saja sebagai permintaan maaf, nanti kau bisa menggunakannya bila ada yang ingin kau katakan pada orang lain”
Wajahnya terlihat senang, kemudian dia menuliskan “gomawo”
“cheonma!! Aah, begini….”aku mengambil notes yang dipegangnya dan menuliskan emailku “hubungi aku kalau kau membutuhkanku” aku mengembalikan notes itu padanya.
“baiklah aku akan pergi sekarang, jaga dirimu” aku segera melangkah pergi.

 Author POV
Ketika sampai di studio Soohyun segera berlari menuju pintu.Tepat ketika dia ingin menggapai gagang pintu, seseorang membukanya dari dalam. Orang itu Key dengan softcase gitar di punggungnya.
“Key…” belum sempat Soohyun melanjutkan kata – katanya, Key langsung menatapnya dengan pandangan dingin. Tanpa sepatah kata Key melangkah dan menyenggol bahu Soohyun. Soohyun membalikkan tubuhnya dan menatap Key yang mulai menjauh.
“Kibuum…!” Soohyun berteriak memanggil Key tapi pria itu terus melangkah dan masuk ke mobilnya.
“Soo,,, latihannya sudah selesai” tiba-tiba Yeoseob muncul dari dalam studio.
“Seobie, kenapa? Bukankah tinggal dua hari lagi? Kenapa tidak latihan sampai malam?” Soohyun bingung.
“Kibum sepertinya marah padamu karena kau tidak datang” Yeoseob menjelaskan dengan sedikit ragu
“maafkan aku, tadi aku mendapat masalah” Soohyun melangkah memasuki studio diikuti Yeoseob. “ayo kita lanjutkan latihannya, bukankah kau dan Dongho ingin merapikan beberapa bagian” Soohyun mengeluarkan gitarnya.
“Soohyunie …” Yeoseob memegang kening Soohyun dengan tangan kanannya dan memegang keningnya dengan tangan kiri “apa kau sakit?” lanjutnya.
“aaah, kenapa kau memegangku seenaknya” Soohyun menyingkirkan tangan Yeoseob “aku baik-baik saja!! Wae??” Soohyun menunduk dan sibuk menyetem gitarnya.
“aa..aniyo…” Yeoseob menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal “itu karena kau mengucapkan hal aneh!” ucap yeoseob masih dengan wajah heran.
“hal aneh apa maksudmu?” Soohyun masih tetap sibuk dengan gitarnya.
“tidak, itu, ini…itu Karena kau meminta maaf dan mengatakan ingin membantuku latihan” Yeoseob melanjutkan ddengan terbata-bata
“sudahlah, lanjutkan saja latihannya, jangan pikirkan hal yang tidak penting” Soohyun mulai fokus dengan musiknya.
“tapi… Dongho tidak disini, dia sudah pulang sesaat sebelum kau datang, katanya ada urusan”
“benarkah?? Kalau begitu mari lanjutkan berdua saja.”
Akhirnya mereka melanjutkan latihannya berdua saja.

Soohyun POV
“Seobbie aku rasa cukup untuk hari ini” aku melirik jam dan ternyata sudah pukul  7pm.
“begitukah?, baiklah!” Yeoseob mulai merapikan bass-nya  “Soo, besok adalah latihan terakhir…”
“aku tau, aku tidak akan terlambat” jawabku singkat.
Tiba-tiba ponselku berdering, ada dua email baru, kubuka email pertama
terima kasih! Bolehkah aku menjadi fan pertamamu?”
Aku heran, Siapa yang mengirimi email seperti ini. Kulihat email kedua, dari Eunji
Oldie, dimana kau? Temui aku di taman 10 menit lagi”
Eunji ingin bertemu denganku? Kenapa? Segera ku balas email darinya
iya, aku segera kesana”
Aku segera menuju taman tempat kami biasa bertemu. Jung Eunji, walaupun bertemu dengannya setiap hari di sekolah, aku selalu ingin punya waktu lebih untuk bertemu dengannya.
“kenapa menyuruhku kesini choding? Kangen ya?”  tanyaku sambil menaikkan sebelah alis
“ah, pabo!! Kenapa aku harus kangen padamu”  gerutunya
“lalu apa? Kau mau minta sesuatu dariku, benarkan??” aku terus menggodanya
“sudahlah, kau pulang saja sana!! Pikiranmu sudah tidak benar” jawab Eunji semakin menggerutu
“dasar tukang ngambek” aku mengacak rambutnya “ayo cerita, kenapa?”
“yaah >,< jangan sentuh rambut….” Eunji merapikan rambutnya “aku mau bilang..aku..suka dengan seseorang” jawabnya sambil menunduk malu
Degg..Eunji suka pada seseorang, siapa? Slama ini dia tidak pernah cerita tertarik dengan laki-laki manapun. Perasaanku tidak menentu. Apa  yang harus aku katakan padanya?
“oo..kau..suka pada seseorang!!??” tanyaku terbata
“eung..iya”jawabnya sambil mengangguk “dia adalah gitaris yang hebat” lanjutnya sambil meniup poninya.
“ Haha siapa orang yang tidak beruntung itu, disukai oleh choding sepertimu…” aku mencoba menenangkan hatiku yang tidak karuan dengan candaan murahan.
Seorang guitarist??Apakah mungkin itu aku? Bolehkah aku merasa senang? Iya, tentu saja itu aku, siapa lagi. Eunji, apakah dia berusaha menunjukkan perasaannya padaku?
“sudahlah, aku capek, aku mau pulang” Eunji melangkah menuju sepedanya, dan dia menoleh “yaah, Shin Soohyun, di hari penampilanmu nanti jangan membuat aku malu jadi temanmu” dia tersenyum dan menaiki sepedanya.
Tenang saja Eunji-ya, aku pasti akan melakukan yang terbaik dan menunjukkan padamu, aku juga tidak akan membiarkan rasa ini terlalu lama membisu seperti ini. Aku akan mengatakannya, aku tidak akan membuatmu menungguku terlalu lama.

Author POV
D-1
“baiklah, kita istirahat sebentar” ujar Key setelah Soohyun mengakhiri lagu yang akan mereka bawakan untuk audisi besok.
Mereka semua duduk dan istirahat. Ponsel  Soohyun tiba-tiba berdering, sebuah email.
Do your best, Fighting!”
Soohyun penasaran siapa yang mengiriminya email, ini sudah kedua kalinya. Soohyun membalas email itu dengan pertanyaan singkat
“nugu?”
Tidak lama balasan email itu datang
Shin Woo Cha”
Soohyun heran, seingatnya dia tidak punya teman atau kenalan bernama Shin Woo cha, lalu siapa yang mengirimi email. Soohyun tidak membalas email itu dan melanjutkan latihannya.

Soohyun POV
Akhirnya latihan ini selesai, besok adalah hari penentuan semuanya. Membuktikan pada Key dan memperlihatkan pada Eunji, aku pasti akan melakukan yang terbaik.
“semuanya, aku duluan ya” aku melangkah keluar dan segera menunggangi sepedaku.
Perlahan-lahan hujan mulai turun, untungnya aku telah memakai rain coat, aku mempercepat laju sepedaku. Tiba-tiba aku melihat seorang gadis berdiri di pojok jalan. Dia hanya menunduk sambil memegang payungnya. Ketika aku semakin mendekat aku baru menyadari gadis itu adalah gadis yang kemaren aku tabrak.
“hey, apa yang kau lakukan diluar saat hujan seperti ini” aku menghentikan sepedaku tepat di sampingnya.
Dia menatap ke arahku dengan pandangan murung kemudian menunduk lagi. Akhirnya aku paham apa yang dilakukannya disana. Dia memayungi seekor anak anjing yang dibuang pemiliknya, anak anjing itu terlihat sangat menyedihkan.
“aah, kau sedih karena anjing ini?”aku turun dari sepeda dan memungut anak anjing itu, kumasukkan anak anjing itu ke keranjang sepedaku. “ayo..” ucapku sambil menggerakkan kepalaku, mengisyaratkan agar dia naik di sepedaku. Dia kemudian duduk di boncengan. Aku mulai mengayuh sepeda, sementara gadis itu masih tetap memegang payungnya dengan tangan kiri dan memelukku dengan tangan kanannya.
“ayo berteduh disini” ujarku ketika kami berhenti di depan sebuah pertokoan.
Dia kemudian mengeluarkan buku notes yang aku berikan tempo hari dan menuliskan sesuatu.
Aku ingin sekali membawanya pulang tapi pasti orang tuaku tidak mengijinkan”
Dia menunjukkan catatan itu padaku, aku sedikit bingung.
“maksudmu anjing ini?” tanyaku sambil menunjuk anjing kecil di dalam keranjang sepedaku. Dia mengangguk murung.
“tenang saja, aku akan membawanya pulang!! Orang tuaku tidak akan keberatan”
Dia terlihat senang dan tersenyum ketika aku mengatakan akan merawat anjing itu, dari wajahnya aku tau dia ingin mengatakan “benarkah?? Terima kasih”
“hmmm, karena kau yang menemukannya, kita harus menamainya siapa?”
Dia melangkah maju dan menyentuh tetesan air yang jatuh kemudian menunjukkannya padaku.
“eoh?? Mul (air) “ aku mencoba menebak apa yang dia katakan tapi dia menggeleng “mmm, Bi (hujan)” tanyaku lagi, dia mengangguk.
“baiklah, kita namakan Bi, karena kita menemukannya ketika hujan”
Dia kembali menunjukkan catatannya padaku
“sudah malam, aku pulang dulu, tolong jaga Bi dengan baik, terima kasih”
Dia melambaikan tangan kemudian melangkah pergi dengan payungnya.
“AYO Bi, kita juga harus pulang, besok akan menjadi hari yang sangat melelahkan” aku segera pulang bersama teman baruku Bi “aah, kenapa aku lupa lagi menanyakan namanya!! Hey bi, apa kau tau siapa nama gadis itu”

Author POV
D-day Hotwave Band Award, audisi band sekolah untuk menuju dunia entertainer dan menjadi superstar.Pemenang dari acara ini akan mendapatkan kontrak rekaman dengan sebuah label terkenal.
“Berikan tepuk tangan yang meriah untuk Cigareth!!” Mc berteriak sambil melangkah menaiki panggung, diiringi teriakan penonton yang berbalut suara tepuk tangan,
“Soo, dimana gitar dan bass-nya?” yeoseob mengagetkan Soohyun yang sedari tadi terdiam dan fokus mendengarkan penampilan band – band lain.
“aah, gitarnya aku tingalkan disana” Soohyun menunjuk kearah pojokan di dekat Dongho duduk memutar – mutar stick drum-nya sambil menutup mata.
Yeoseob melangkah menuju kearah Dongho untuk mengambil gitar Soohyun dan Bass-nya. Sementara Key dengan gitarnya melangkah menuju Soohyun.
“Hari ini, lakukan yang terbaik” ujar Key sambil mengulurkan kepalan tangannya ke arah Soohyun yang masih duduk terdiam mendengarkan penampilan band yang sedang beraksi di panggung. Soohyun memandang wajah Key, sejenak mereka bertatapan dengan dingin dan keduanya pun tersenyum.
“pasti!!” jawab Soohyun sambil membalas kepalan tangan Key.
“Ayo, setelah ini giliran kita hyung” Dongho menghampiri mereka berdua.
“ini gitarmu!!” Yeoseob menyerahkan gitar Soohyun. “Executed….” Lanjut Yeoseob sambil mengulurkan tangan kanannya ditengah-tengah mereka berempat. Dongho menimpa tangan Yeoseob dengan tangan nya diikuti Key dan Soohyun”
“YEAY!!” Teriak mereka bersamaan.
“Tunggu!! Aku juga mau ikut!!” Sebuah suara membuat mereka reflek menoleh kearah yang sama, Yah, itu Eunji, Segera gadis itu menindih tangan Soohyun dengan tangan mungilnya “Executed, Fighting!!” teriaknya..
“Executed, ayo bersiap, setelah ini kalian” Seorang staff mengingatkan mereka.
“ayo..!!” Seru Key “sampai ketemu nanti Eunji-ya”  dia melangkah mendekati pintu menuju stage, diikuti member lainnya.
“Choding, pinjamkan aku keberuntungan” kata Soo sembari melangkah menuju pintu stage. Tepat sesaat Soohyun hendak memasuki pintu tersebut lagi – lagi ponselnya berdering, sebuah email bertuliskan “berikan yang terbaik”
Executed berhasil menampilkan sajian music yang memuaskan bagi para juri dan penonton, penampilan mereka di sambut dengan tepuk tangan yang sangat meriah dari penonton.


Soohyun POV
“itulah penampilan terakhir dari Hotwave Band Award, terima kasih untuk partisipasinya, hasil dan keputusan dewan juri akan di umumkan dua minggu dari sekarang, sampai jumpa!!” Suara Mc menutup acara ini, terdengar begitu jelas di telingaku. Akhirnya selesai satu hal yang harus aku lakukan.
Aku sibuk mencari – cari dimana Eunji, aku tidak melihatnya sejak kami menyelesaikan penampilan dan kembali disini. Teman-temanku yang lain juga tidak terlihat, mungkin mereka sibuk menemui keluarga dan teman – temannya. Dimana Eunji? Apakah mungkin dia pindah ke kursi penonton saat penampilan kami tadi? Tapi sekarang acaranya sudah berakhir, kemana dia pergi?
Aku telah mengiriminya email menanyakan keberadaannya, tapi dia tidak membalasnya.
“Hyung, kau kelihatan bingung, sedang mencari sesuatu?? apa ada yang hilang” Dongho menghampiriku.
“tidak, tidak ada yang hilang” ingin sekali aku mengatakan, iya ada yang hilang, pujaan hatiku, aku tidak bisa menemukannya.
“baiklah kalau begitu, aku tinggal ya hyung!!” Dongho berbalik dan kembali melangkah pergi.
“emm, Dongho-ya!! Apa kau melihat Eunji? “ akhirnya pertanyaan itu aku lontarkan.
“Eunji noona? Aaah, dia di Roof Garden lantai paling atas gedung ini” jawab Dongho datar sambil melangkah pergi.
Di atap?? Apa dia menungguku disana?? Aku benar – benar segera ingin menemuinya dan mengatakan semua isi hatiku, tentang perasaanku yang menyayanginya bukan hanya sebagai seorang teman, tentang mimpi-mimpiku yang selalu dipenuhi olehnya, tentang betapa pentingnya dia dalam setiap melodi yang aku petikkan disetiap senar gitarku. Jung Eunji, tunggu aku!!

Akhirnya aku sampai di atap, aku segera menuju Roof garden dari tempatku berdiri terlihat jelas olehku, Eunji sedang berdiri sambil menunduk di dalam rumah kaca. Aku mempercepat langkahku, sesaat kemudian aku meraih pintu rumah kaca itu, perasaanku seperti seorang pangeran yang ingin membebaskan putri dambaannya dari penjara kaca yang besar.

“Eun…..” aku tak jadi melanjutkan ucapanku dan menelan bulat-bulat semua kata-kata yang ingin aku sampaikan. Aku ingin sekali tidak mempercayai indra penglihatan dan pendengaranku atau mungkin saja aku telah tertidur dan bermimpi, sebuah mimpi buruk.
“Aku juga menyukaimu, sangat suka!!” Kulihat dengan jelas Eunji meneteskan air mata bahagianya sambil tetap menunduk menatap pria yang tengah berlutut di depannya. Pria yang sangat aku kenal. Pria yang bisa aku anggap sahabat namun juga rival sejatiku. Pria yang bisa membuatku membeku dengan tatapannya dan merasa hangat dengan senyumannya. Biar kupermudah, ya, pria itu Key, Leader dan Gitaris utama Band kami, Executed.
“Benarkah?” Key kemudian bangkit dan menyeka air mata eunji “lalu kenapa kau menangis? Apa aku menyakitimu?” Key memegang bahu Eunji dan menatapnya lekat.
“itu karena aku terlalu bahagia, aku benar-benar tidak menyangka” Eunji langsung memeluk Key.
Pemandangan itu benar-benar membuat dadaku sesak. Tubuhku serasa ingin meledak. Jung Eunji, inspirasiku, melodi-ku, satu-satunya wanita yang aku cintai setelah ibuku, dia menyukai Key. Benar, Kim kibum, keberadaan yang sangat ingin aku lampaui, satu-satunya orang yang membuatku ingin menunjukkan bahwa aku bisa lebih baik.
Eunji-ya…kenapa Key, kenapa bukan aku? Kenapa dia selalu lebih baik daripada aku, bahkan Eunji juga, lebih memilih Key. Aku benar-benar tidak sanggup lagi melanjutkan berdiri disini, cukup bagiku untuk tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku segera pergi dengan perasaan yang tak karuan, tanpa aku sadari, cairan bening  yang terlarang bagi seorang pria mulai mengalir di pipiku.
Aku mengayuh sepedaku secepat kilat menuju taman tempat kami biasa bertemu. Kuhenyakkan tubuhku disebuah ayunan yang biasa diduduki Eunji.
Air mataku terus mengalir tanpa bisa terbendung lagi. Jung Eunji, bagaimana bisa?? Kenapa??? Pertanyaan itu terus berputar di kepalaku.
“Wae eunji-ya….. waeeee!!!” aku tersedu-sedu “Kim Ki bum, kenapa kau selalu mendapatkan yang aku inginkan? Kenapa mereka selalu menganggap kau lebih baik daripada aku?”
Tiba-tiba seseorang mengulurkan saputangan padaku. Aku menengadahkan kepalaku, dan ternyata orang itu adalah gadis yang aku tabrak. Walaupun sudah larut dan sedikit gelap aku bisa menangkap wajahnya yang terkihat begitu sedih.
Gadis itu kemudian duduk di ayunan disebelahku, menggoyangkannya dengan sangat pelan. Aku memandangnya dari samping wajahnya yang menunduk diterangi sedikit sinar lampu terlihat begitu haru. Pasti sesuatu telah terjadi padanya.
 Gadis disebelahku ini, aku baru tiga kali bertemu dengannya, bahkan aku tidak tau namanya, tapi entah mengapa sejak aku kenal dengannya, sifat alamiah ku yang tidak pernah peduli pada orang lain perlahan-lahan mulai berkurang. Setiap kali melihat wajah sedihnya, aku selalu ingin melindunginya, bahkan kadang aku mulai melupakan masalahku sendiri karena dia. Kau, siapa kau sebenarnya??
Aku berusaha menahan tangisku dan mulai mengatur nafasku untuk bicara padanya.
“jadi, apa yang membuatmu sedih?” tanyaku dengan sedikit sesenggukan
dia menatapku dengan mata berkaca-kaca dan mengambil sesuatu dari tasnya. Notes itu lagi. Dia menuliskan sesuatu dan memperlihatkan padaku.
Orang yang sangat aku sayang mencintai orang lain!!”
“benarkah? Kenapa nasib kita sama?” kulihat gadis itu mengangguk lemah.
“kenapa manusia tidak saling mencintai saja satu sama lain, sehingga tidak ada orang yang akan terluka seperti kita…..huffffff” aku menarik nafas panjang dan melepaskannya” terkadang cinta memang tidak adil”
Aku menengadah menghadap langit yang telah berubah pekat.
“aku tidak bisa mengataan apapun padamu, aku juga tidak bisa memberimu saran yang baik mungkin, bahkan aku juga tidak bisa menerima hal seperti ini, tapi mungkin memang lebih baik bagi kita untuk tidak menangis walaupun terlalu menyakitkan.
Gadis itu memperlihatkan tulisan yang baru ditulisnya padaku.
Gomawo, berkat kau aku bisa sedikit tenang sekarang, kau juga jangan menangis lagi”
Aku mencoba tersenyum padanya, mungkin dia tidak tau, tapi dialah yang membuatku sedikit lebih tenang sekarang.
“aah, aku baru ingat!! Aku selalu lupa menanyakannya dan baru ingat setelah kau pergi” kataku sambil memandangnya dengan wajah antusias. “siapa namamu?”
Gadis itu membalas dengan coretannya ‘yang bertuliskkan “ namaku shin Woocha”
“Shin Woocha??? Jadi kau yang mengirimiku email-email itu??” aku sedikit kaget setelah mengetahui nama gadis ini adalah nama seseorang yang sangat familiar di email iinbox-ku.
Dia hanya mengangguk.
“kenapa kau mengirimiku email seperti menerorku begitu, huh?” aku sedikit kesal karena merasa dikerjai gadis ini.
aku tidak menerormu ataupun mengerjaimu, aku hanya mengirimkan email karena aku pikir kita berteman” jawabnya melalui lembar putih notesnya yang pada awalnya adalah milikku.
“tapi kan….” Aku tidak jadi melanjutkan, benar juga, bukan salah woocha, aku sendiri yang salah, aku yang memberikan alamat email-ku padanya, aku juga yang salah tidak menanyakan namanya. Bahkan di email dia telah mengatakan namanya Shin Woocha tapi aku malahan tidak membalasnya waktu itu.
 “jadi itu kamu?” tanyaku dengan menurunkan sedikit nada suaraku.
Dia mengangguk antusias, dia sudah tidak terlihat murung lagi. Dia mulai mengayunkan ayunannya dengan perlahan, wajahnya yang diterpa sinar lampu terlihat jelas, bibirnya kecil dan hidungnya mancung, matanya besar dan bulat. Yah, jika dilihat gadis ini memang tidak terlalu cantik, tapi sangat manis. Dari wajahnya terlihat sangat banyak hal yang ingin dikatakannya. Sayang sekali dia tidak seberuntung gadis-gadis lain yang bisa menyampaikan apapun yang ingin dikatakannya tanpa ada kesulitan.
Triiiit…triiiiitt…..ponselku berdering, Eunji menelponku. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan.
“Yeobosaeyo, Eunji-ya…” aku memulai pembicaraan dengan nada datar.
“nugu?? Eunji??? Tumben sekali kau tidak memanggilku choding…kau marah padaku?” Eunji menjawab dengan nada penasaran
“aah, kenapa aku harus marah?” aku berusaha menekan perasaanku dan berbicara dengan normal
“karena tadi aku tidak membalas emailmu, Dongho bilang kau mencariku,lalu barusan kau memanggilku Eunji, aku kaget…ku pikir kau marah, benarkah tidak apa-apa?” terdengar nada suara Eunji yang khawatir
“emm..” jawabku singkat
“Hey, apa kau sakit?? Kau baik-baik saja?? Kedengarannya tidak seperti oldie Soo” dia terus bertanya.
Ingin sekali aku menjawab aku sakit, benar-benar tidak baik-baik saja, tapi itu tidak mungkin aku katakan.
“hey choding, kau salah makan apa? Kenapa jadi perhatian begitu padaku” aku berusaha menutupi perasaanku dengan kata-kataku, untungnya Eunji tidak bisa melihat air mataku yang mulai mengalir.
“yah, aku memang selalu tidak tega kalau terjadi apa-apa pada kaum jompo sepertimu” dia mulai tertawa cekikikan “Oldie, dimana kau? Ayo bertemu!! Ada yang ingin aku ceritakan”
Degg..dadaku langsung tercekat, aku tau apa yang akan dia ceritakan dan aku tidak akan sanggup mendengarnya langsung dari mulutnya.
“aku…dirumah” aku berbohong padanya “aku sangat lelah, ceritanya besok saja ya!” lanjutku
“aaah, tidak asiik, pabo oldie pelit!! Selamat istirahat oldie, jaljayo…” terdengar nada telfon ditutup di seberang sana.
Woocha yang sedari tadi duduk di samping ku kini menatapku sendu. Aku melihatnya sekilas dan menunduk.
“apa yang harus aku lakukan? Aku tidak akan sanggup menemuinya” Aku menengadah, berusaha membendung air mata yang telah menumpuk di mataku.
Tiba – tiba Woocha itu bangkit dan berdiri tepat dihadapanku. Gadis itu menyeka air mata di pipiku. Bisa kulihat mata bulatnya berkaca – kaca. Dia kemudian membungkuk, sesaat kemudian aku bisa merasakan hangat tubuhnya, aroma rambutnya yang seperti lavender terciuum jelas, begitu menenangkan. Apakah kita sedang berpelukan, tidak, dia yang sedang memelukku, sementara aku hanya menunduk dengan tubuhku yang membeku dan tidak mampu bergerak. Walaupun hatiku masih terasa begitu sakit tapi merasa sedikit tenang.

Author POV
Hari berikutnya Soohyun terlihat tidak begitu baik. Dia melangkah  menuju parkiran sepeda, seharian ini dia tidak bisa fokus belajar dan tetap memikirkan kejadian di Roof Garden.
“Oldie!!!” Eunji berlari menghampiri Soohyun “hey..hey… ada apa denganmu? Kenapa wajahmu jelek sekali hari ini” Eunji tertawa geli.
“choding..kau..kenapa..ada apa” Soohyun terbata-bata dia kaget dengan kedatangan Eunji.
“eey, kenapa kau seperti melihat hantu begitu? Apa aku menyeramkan” Jawab eunji sambil  memeriksa tubuhnya.
“tidak, mmm itu…apa kau tidak pulang?” Soohyun bingung tidak tahu harus berkata apa.
“ayoo ikut aku!” Eunji menarik tangan Soohyun ke samping parkiran sepeda.
“kau harus mengucapkan selamat padaku” kata Eunji sambil tersenyum manis.
Soohyun hanya terpaku menatap Eunji tanpa ekspresi, tapi dari matanya jelas terpancar perasaan yang terluka. Bahunya bergetar menahan rasa sakit yang bergejolak dihatinya.

Soohyun POV
“Orang yang aku sayang akhirnya menunjukkan perasaannya padaku….dia juga menyukaiku” Eunji  bercerita dengan sangat antusias daan tersipu-sipu
Andwaee Eunji-ya…jangan lanjutkan, kumohon jangan lanjutkan. Batinku menolak untuk mendengarkan Eunji dan ingin berlari sejauh-jauhnya, tapi kakiku menempel disini dan mataku hanya bisa menatapnya.
“orang itu Key, Kim ki Bum, temanmu….kami sudah …..” Belum sempat Eunji melanjutkannya, bibirku segera menghentikan kata-katanya.
“Cukup!! Aku tidak mau dengar lagi” aku berteriak padanya sambil menutup telingaku. Aku tertunduk dalam. Sepertinya tubuhku ingin roboh tapi aku menahannya.
“Soohyun, kau kenapa, kau tidak apa-apa?” Eunji memegang bahuku.
“Tidak..!!! aku tidak baik-baik saja” aku mengangkat kepalaku dan menatapnya dalam.
Eunji menatapku dengan heran dan takut. Kemudian aku menarik tubuhnya dan menenggelamkan dalam pelukanku.
“Aku tidak baik-baik saja Eunji-ya…aku sakit…aku…aku menyukaimu” Akhirnya dengan terisak diiringi air mata yang terus mengalir, aku bisa mengatakannya pada Eunji.
“Soo…”dia memanggilku lirih “Jangan seperti ini” lanjutnya
Aku hanya membisu dan masih memeluknya
“Aku menyukainya Soo, aku….” Aku membekap mulutnya dengan tanganku.
“jangan katakan lagi…aku mohon jangan…itu menyakitkan” aku semakin terisak dan memeluknya lebih erat.
“Soo…ku mohon, lepaskan aku” katanya lirih, aku kemudian perlahan melepaskan pelukanku “maafkan aku…Soo” dia sekarang mulai menangis.
“aku tidak mengerti Eunji” aku memalingkan wajahku, aku benar-benarr tidak sanggup menatapnya.
“Aku…pada awalnya menyukai Soo, tapi Soo seperti tidak memahami perasaanku” Kata-kata Eunji menghujam jantungku, kali ini lebih sakit dari sebelumnya. Aku membisu lagi.
“aku menyukaimu Soohyun, tapi kau terlihat hanya menganggapku seperti adikmu, kemudian aku merasa mungkin ini sebuah kesalahan untuk menyukai Soo, karena Soo adalah sahabat terbaikku….” Dia melanjutkan kata-katanya dengan nafas tercekat dan tangis berderai.
“Aku berusaha untuk melupakan perasaanku pada Soo karena aku takut menyakiti diriku sendiri, aku juga tidak ingin Soo membenciku, karena itu aku berusaha menghilangkan rasa suka itu dan perlahan mulai menyukai Key…aku benar-benar tidak tau perasaan Soo, karena Soo tidak pernah menunjukkannya padaku” Mendengar semua kata-kata eunji aku benar-benar kehilangan seluruh tenagaku dan ambruk, berlutut di depan Eunji.
“…maafkan aku” ucapku pelan, aku benar-benar seperti orang bodoh, tubuhku terasa panas. Bagaimana bisa aku tidak menyadari perasaan Eunji selama ini.
“Soohyun, jangan begini… aku…mulai sekarang lupakan aku, aku tidak mau Soo menderita seperti ini, aku pergi!!” kulihat Eunji berlari menuju sepedanya dan pergi dengan airmata yang mengalir.

Author POV
Soohyun melangkah gontai sambil memapah sepedanya. Kata-kata Eunji disekolah tadi berputar-putar dikepalanya.
“cihh..teman?? apa yang salah dengan menyukai seorang teman” Soohyun terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri sampai akhirnya langkahnya dihentikan oleh seorang gadis yang berdiri tepat didepannya. “Woocha..?!” Soohyun sedikit kaget dengan kehadiran gadis yang sudah dikenalnya itu.
Woocha tersenyum dan mulai berjalan disamping Soohyun.
“kau tau, hari ini aku bertemu dengannya dan aku menyampaikan perasaanku padanya…rasanya sangat menyakitkan” Soohyun bercerita dengan suara bergetar.
Gadis disampingnya mendengarkan dengan serius sambil terus melangkah mengikuti Soo.
“Ayo duduk disini, aku lelah” Mereka berdua berhenti di sebuah halte.
“Jadi bagaimana orang yang kau suka?” Soohyun memandang Woocha yang duduk disampingnya.
Seperti biasa, dia mulai sibuk mencari-cari notes-nya dan menulis
“aku juga bertemu dengannya hari ini, tapi aku tidak seberuntung kau, aku tidak bisa mengatakan perasaanku”
“ooh, begitukah, kenapa? Kau takut dia akan membencimu?” Soohyun melihat sekilas kearah woocha.
Tidak, menurutku begini saja sudah cukup, bisa bertemu dengannya dan melihat dia tersenyum, aku sudah sangat bahagia. Aku tidak perlu menyampaikan apa-apa”
Kata-kata Woocha mengejutkan soohyun, dia tidak menyangka gadis itu bisa jauh lebih tegar darinya.
“kau tau Woocha, kau hebat..aku iri padamu” Soohyun tersenyum.

Soohyun POV
Aku bahkan tidak bisa mempercayainya, tapi benar, aku tersenyum. Shin Woocha, gadis yang baru aku kenal beberapa hari ini telah membuat aku tersenyum dalam keadaan seperti ini.
“Woocha, kau…siapa kau sebenarnya” Tanya ku padanya, pertanyaan yang aneh dan aku sama sekali tidak mengharapkan jawaban yang aneh.
Aku ini peri bunga”  jawabnya lewat goresan-goresan pulpen di lembaran notes.
“yaah, apa-apaan ini.. kau pikir aku anak kecil” jawabku sambil memukul kepalanya dengan notes itu sambil tertawa kecil.
Kulihat dia juga tertawa dalam diamnya dan menjulurkan lidahnya ke arahku.
Selama aku kenal dengannya baru kali ini kulihat ekspresi wajahnya se ceria ini, selama ini dia banyak berekspresi datar, sedih dan kadang sedikit tersenyum.
“jadi kau tidak percaya kalau aku peri bunga?” tanyanya lagi. Aku membaca tulisan itu sambil tersenyum.
“Baiklah-baiklah…aku percaya padamu ibu peri” jawabku sekenanya, tentu saja aku tidak percaya. Kamipun tertawa bersamaan dalam gaung keheningannya.
“bagaimana Bi? Apakah dia baik-baik saja” aku mulai terbiasa dengan pembicaraan melalui notes ini,
“dia baik dan sekarang sudah tumbuh kira-kira sebesar ini” tentu saja itu bohong dan si nona peri bunga ini tau itu. Aku kemudian tertawa terbahak-bahak.
Hebat sekali kamu Shin Woocha, mungkin kau memang bukan peri bunga, tapi kau bisa membuatku melupakan kesedihanku karena Eunji sedikit demi sedikit.

*To be Continued*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar