Kamis, 11 Oktober 2012

Love of a Friend - Part 2 - "where is my fairy"



Author POV
Sejak saat itu mereka selalu bertemu secara kebetulan dan menghabiskan waktu bersama-sama dengan cerita-cerita aneh. Tapi Soohyun dan Woocha sangat menikmatinya. Sampai pada akhirnya Woocha mengatakan hal yang aneh, lebih tepatnya menuliskan.
aku akan kembali ke negeri bunga, mungkin kita tidak bisa bertemu lagi, atau mungkin kita bisa bertemu dikehidupan selanjutnya”
“yah, nona peri, kau mau pergi?? Pergi saja, kenapa minta ijin segala” Soohyun menanggapi kalimat Woocha dengan candaan seperti biasanya.
“baguslah kalau begitu^^ jadi nanti kau tidak akan kaget lagi karena kemunculanku yang tiba-tiba” 
“hahaha…itu malah lebih bagus nona peri” Soohyun tertawa sambil mengacak rambut Woocha.
“kalau begitu aku pulang dulu nona peri, kalau kau kembali ke dunia bunga jangan lupa kirimi aku oleh-oleh” Soohyun melambaikan tangan dan segera menaiki sepedanya.
Pria tinggi itu sekarang sudah tidak pernah murung dan sedih lagi, setiap hari dia selalu dibuat tertawa oleh kehadiran Woocha. Bahkan sekarang characternya yang dingin sudah berubah menjadi lebih hangat.

*dua hari kemudian*
Hari yang mereka nanti akhirnya datang, hari penentuan bagi Executed, hari dimana mimpi mereka   menjadi nyata. Yah, hari pengumuman Hotwave Band Award.
“Hyung, aku deg-degan” ujar dongho memelas
“aku juga, tapi tenang saja, semua akan baik-baik saja” Key menjawab dongho sambil melangkah ke sebuah kursi dipojokan.
“Kita harus yakin!!” Soohyun menambahkan.
“oh iya, aku hampir lupa, kemaren aku melihat cyberspace dan ternyata penggemar Executed sudah lumayan banyak” Yeoseob bercerita dengan antusias
“benarkah??” Soohyun sedikit kaget, dia tidak percaya bahwa band mereka akan memiliki banyak penggemar bahkan sebelum hasil audisi diumumkan.
“Sepertinya begitu Hyung, kata noona-ku band kita executed juga popular di sekolahnya, dan noona katanya adalah ultimate fan Soohyun hyung” Dongho juga bercerita dengan menggebu-gebu.
“benarkah? Tapi maafkan aku Dongho-ya katakan pada noona-mu, aku sudah memiliki fan pertama” Soohyun tersenyum sambil mengingat teman barunya Shin Woocha.
“aah, dasar kau Soo..” Yeoseob mengomel “Dongho-ya, katakan pada noona-mu, dia boleh menjadi fan nomer satu ku” lanjut Yeoseob mendekati Dongho.
“An…nyeong..” Eunji muncul di antara mereka dengan langkah sedikit ragu
“ooh, Eunji-ya..kau datang!!” Soohyun menyapanya dengan expresi yang natural bagi seorang teman. Tentu saja kali ini bukan lagi sebuah kebohongan. Soohyun benar-benar sudah merelakan Eunji.
“Soo…” Eunji menunduk, dia masih merasa kurang enak dengan kejadian  beberapa waktu lalu. Tentu saja, mereka benar-benar tidak bertemu dan saling berhubungan sejak saat itu.
Setelah moment Soohyun berlutut menangis di hadapannya kurang dari 2minggu yang lalu, hari ini Eunji benar-benar kaget melihat expresi wajah Soohyun yang ceria, seperti wajah Soohyun sahabatnya yang sering menjahilinya, bahkan lebih lagi, Senyum dan pancaran mata Soohyun jauh lebih hangat.
“Hey hey hey, choding, kenapa kau seperti orang sakit gigi begitu” Soohyun mencolek pipi Eunji “ Hari ini adalah hari baik bagi executed, jangan membawa aura suram”  Soohyun melanjutkan candaannya
Eunji terdiam sejenak dan kemudian tersenyum
“Kau memang hebat Shin SooHyun, vocalist nomer satu” Jawab Eunji sambil mencubit pipi Soohyun.
“sebenarnya ingin sekali kukatakan kau adalah lelaki yang hebat dan tegar, Shin Soohyun” batin Eunji.
“Yah, Keybum, ada Eunji disini”  Soohyun menoleh ke arah Key yang asik mendengarkan Mp3 player di sudut ruangan.
“Aku kesana dulu yak, oldie” Balas mina sambil menghampiri Key.
Soohyun mengambil ponsel dari sakunya dan mulai mengetik sebuah email sambil tersenyum
To Shin Woocha :
Nona Peri bunga, kali ini tolong pinjami aku kekuatanmu lagi dan sedikit keberuntungan
“Baiklah, kita telah sampai pada saat yang dinanti, pengumuman pemenang Hotwave Band Award” Suara Mc yang menggelegar membangunkan semua lamunan dan membekukan semua kebisingan.
“…..dan pemenang utama Hotwave Band Award adalah…Executed” Penonton riuh memberi sambutan.
Soohyun,Key,Yeoseob dan Dongho masih tidak percaya dengan apa yang mereka dengar. Bagi mereka ucapan Mc tadi bukanlah hanya sepenggal kata tapi merupakan kunci mereka untuk memasuki  dunia professional entertainer.


Soohyun POV
“Woaa, aku benar-benar masih bergetar sampai detik ini” Dongho menghembuskan nafas panjang
“Benar-benar melegakan!! Kau hebat Dongho pada saat itu kau yang terbaik” Aku mengucek rambut dongho.
“yah hyung, walaupun kau bilang begitu noona ku pasti tetap saja menganggap kau lebih keren” Dongho cemberut. “Oh iya Hyung, bolehkan aku mengambil fotomu? Noona ku pasti akan sangat senang menerimanya” Dongho menunjukkan ponselnya.
“Errr, kenapa kau seperti seorang fangirl begitu…kau juga member Executed, bahkan sudah seperti adik kandungku sendiri” Aku segera merangkul Dongho dan membuat selca bersama.
“Hyung…” Dongho sangat senang hingga menenggelamkan kedua mata sipitnya di antara senyum manisnya.
“oh iya, dimana mereka?” tanyaku dengan wajah penasaran.
“Nugu? Seobbie hyung dan Key Hyung??” Tanya Dongho
“Eung~” jawabku singkat sambil mengangguk.
“Seobbie Hyung disebelah sana, sedang bersama gadis-gadis fans” dia menunjuk kearah Yeoseob yang dikerumuni gadis-gadis.
“Key Hyung disana” Dongho menunjuk ke arah Key yang sedang duduk bersama Eunji
“Aah…sebentar hyung, ada yang menelponku” Dongho segera menjawab telponnya.
“Ne…ne…araseo…” Dongho menutup pembicaraan dan memandangku.
“Hyung aku harus pergi sekarang, aku duluan ya…!!!” Anak itu berlari menjauh sambil melambai kearahku.
Tiba-tiba aku teringat woocha. benar juga aku harus memberi tahunya kabar baik ini, biasanya aku hanya berbagi cerita sedih dengannya, kali ini aku harus menceritakan sesuatu yang baik seperti ini,
“Key, Eunji, aku duluan, aku mau menemui seseorang” aku menghampiri mereka berdua
“Eh, siapa?” Tanya Eunji langsung memandang ke arahku.
“Fan nomor satu-ku” jawabku sambil tersenyum nyengir
“aigoo, fan nomor satu? Pasti dia sangat spesial!! Good luck” key tersenyum sambil mengacungkan jempolnya padaku.
Aku hanya membalas dengan tersenyum dan segera melangkah pergi. Ku dengar Key berseru ke arahku
“jangan lupa victory party kita nanti malam”
“aku tahu, bye semua” aku berlari ke arah sepedaku.

Author POV
Soohyun duduk di halte tempat dia biasa bertemu dengan Woocha. Tapi tidak seperti biasanya, kali ini dia sendirian, Woocha tidak disana.
Nona peri bunga, dimana kau? Ada yang ingin aku ceritakan”  Soohyun mengirim email pada Woocha tapi tidak ada balasan. Berselang sepuluh menit Soohyun mengirim Email berturut-turut pada Woocha.
fan macam apa kau tidak mengucapkan selamat pada ku”
“…peri bunga…kenapa tidak membalas emailku apa kau sibuk di dunia bunga XD”
“sepertinya sibuk…baiklah sampai bertemu besok”
Soohyun pulang dengan rasa penasaran yang besar. Ada apa dengan Woocha.

Malam setelah victory party Soohyun kembali mengirim email pada Woocha
“Hei, nona peri bunga, Bi bilang dia merindukanmu”
Soohyun berharap Woocha akan membalas emailnya, tapi tetap sama, tidak ada balasan.

Soohyun POV
Hari inipun aku terus mencarinya, Sudah seminggu sejak dia tidak muncul dan tidak memberi kabar apa-apa. Aku selalu mengiriminya Email setiap hari dan menunggunya ditempat ini, sesekali ku ajak Bi berkeliling disekitar sini, berharap kami dapat bertemu dengannya. Gadis itu biasanya selalu muncul tiba-tiba seperti hantu. Kemana dia? Kenapa aku mengkhawatirkannya? Tentu saja tidak mungkin aku menyukainya.
“Shin Woocha, bogoshippeoseoyo….” Bisikku lirih
Aku mengayuh sepedaku dengan lemah menuju studio. Aku benar – benar tidak bersemangat untuk latihan hari ini.
Sesampainya di studio ku hempaskan tubuhku di atas sofa merah yang selalu menjadi penonton setia latihan kami. Ku ambil ponselku, dan mulai mengetikkan sebuah email untuknya.
Nona peri…..” tiba-tiba jariku berhenti mengetik. Aku ingat kata-kata terakhir yang diucapkannya padaku, oke baiklah bukan diucapkan tapi dituliskan.
Dia bilang dia adalah seorang peri, dia akan kembali ke dunianya, dunia bunga. Benarkah itu? Haruskah aku mempercayainya?
Tapi jika dipikirkan, dia selalu muncul tiba-tiba dan kemudian dia akan pergi begitu saja sambil tersenyum. Aku bahkan tidak tau dimana alamatnya. Bahkan aroma rambut dan tubuhnya seperti lavender dan mawar. Apakah dia benar seorang peri.

“Aaaah…Shin Soohyun, tahun berapa ini? Berapa usiamu? Kenapa kau masih percaya adanya peri” Yeoseob tertawa setelah mendengarkan ceritaku. Aku menyesal menceritakan ini padanya.
“tapi itu mungkin saja benar, dia sendiri yang bilang padaku” Aku mencoba membela diri.
“haha, Soo, aku sebenarnya adalah Alien dari mars” Ucap Yeoseob dengan nada mengejek
“Sialan kau” Ku lemparkan bantal yang berada di sofa tempat aku duduk ke arah Yeoseob. Yeoseob balas tertawa. Pintu Studio yang sedari tadi tertutup tiba-tiba terbuka. Key dan eunji muncul dari balik pintu dan masuk ke studio.
“Annyeong” Eunji menyapaku dan Yeoseob
“Choding, tumben sekali kau mampir ke studio?” tanyaku heran, tidak biasanya Eunji datang kesini.
“aku yang mengajaknya” jawab Key sambil merangkul bahu Eunji
“iya, tadi kami abis jalan, jadi sekalian kesini” Eunji tersenyum
“Nah, mana Dongho? Tumben sekali anak itu telat, biasanya dia selalu datang pertama” Yeoseob memandang kami bergantian dengan mata besarnya.
“dia tadi bilang padaku, dia harus kerumah sakit menjaga noonanya karena hari ini orang tuanya sangat sibuk” jawab key.
“Noona-nya Dongho sakit?” Tanya Yeoseob heran
“iya…bagaimana kalau kita besuk dia ke rumah sakit, Dongho adalah keluarga kita, keluarganya berarti keluarga kita juga” Tanya Key
“ide bagus, apalagi Dongho bilang noona-nya adalah fan Executed, mungkin kehadiran kita bisa membuatnya senang…bagaimana menurutmu Soo” Yeoseob melirik ke arahku
“eeh, apa??” tanyaku polos
“menjenguk noona-nya Dongho  -__- kemana saja pikiranmu? Apakah sudah terbang bersama peri tinkerbell” Yeoseob meledekku
“aah..iya..iya…mian….ayo kita berangkat” aku segera bangkit dari sofa yang sedari tadi aku duduki.

Author POV
“Dongho-ya” Yeoseob berlari kecil mendekati dongho yang duduk di koridor rumah sakit
“oh..Hyung, kalian datang” Dongho segera berdiri dan tersenyum “kalian tidak latihan?”
“yeah, kita sengaja datang menemui noona-mu” jawab Key
“Bagaimana keadaan noona?” Tanya yeoseob
“aah, dia telah lewat dari masa kritisnya, tapi belum sadarkan diri”
“memangnya sakit apa?” Tanya Soohyun penasaran
“Ada protein asing yang menumpuk disekitar tenggorokan dan saluran pernafasannya sejak 2 tahun lalu, pada awalnya tidak terlalu parah, tapi beberapa bulan lalu dia kehilangan suaranya dan sekarang terjadi gangguan pernafasan” dongho menjelaskan.
“kehilangan suara…??” Soohyun tiba-tiba teringat pada seseorang “Kau...Shin Dongho…apa mungkin?” Soohyun segera membuka pintu kamar perawatan kakak Dongho dan dia hampir tidak percaya dengan penglihatannya.
“Sh…Shin…woo…cha” Soohyun benar – benar shock. Bagaimana bisa dia tidak menyadarinya selama ini. Woocha adalah kakak dari Dongho. Masuk akal memang, wajah mereka memang sedikit mirip ditambah lagi beberapa kebetulan sebelumnya.Soohyun menyadari bahwa dia selalu tidak memperhatikan hal-hal kecil
“Hyung…Maafkan aku….harusnya memberitahumu lebih awal” Dongho memegang bahu Soohyun dari belakang.
“wae dongho-ya? Kenapa?” Soohyun berbalik dan memandang Dongho
“Itu karena noona melarangku, dia bilang tidak ingin melihat kau sedih”Dongho menjelaskan dengan menahan air matanya
“apa maksud dari semua ini?” perasaan Soohyun kacau balau.
“Noona…dia menyukaimu…bahkan jauh sebelum kau mengenalnya…jauh sebelum dia kehilangan suaranya…dia sudah menyukaimu” Dongho menyeka air mata yang mulai mengalir di pipinya.
Yeoseob dan Key hanya terdiam menyaksikan Dongho dan Soohyun yang sama-sama menangis.
“Dia bahkan menitipkan sesuatu padaku…” Dongho mengambil sebuah box dari meja disamping ranjang Woocha.
“ini…” Dongho menyodorkan kotak itu pada Soohyun “semua yang ada di dalamnya adalah barang-barang yang berhubungan denganmu”
Soohyun menerima Box tersebut dan membukanya. Di dalam Box itu ada Sebuah notes, diary, Surat, pick gitar, foto-foto Soohyun dan benda-banda kecil lain.
Air mata mengalir semakin deras di pipi Soohyun. Akhirnya dia memutuskan keluar dari ruangan itu bersama dengan box kecil itu ditangannya,
Yeoseob mencoba menyusul Soohyun tapi Key menahannya.
“Biarkan Soo menenangkan dirinya” ujar Key


Soohyun POV
Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat siang ini, semuanya terlalu tiba-tiba dan mengagetkanku. Kubuka Box yang tadi diberikan Dongho padaku, Ada sebuah diary.
Aku mulai membaca lembar demi lembar diary tersebut
Hari ini aku mengantarkan adikku Dongho untuk latihan pertamanya, dia terlihat sangat senang, tapi aku lebih senang lagi, vocalist band Dongho sangat tampan dan cool ^^ aku tidak sempat berkenalan dengannya, dia bahkan tidak melihat ke arahku. dongho bilang namanya Shin SooHyun

Halaman selanjutnya semuanya bercerita tentang aku, sampai pada hari aku menabraknya
Hari ini menyenangkan sekali, aku bisa begitu dekat dengannya, walaupun kakiku sangat sakit tapi itu setimpal karena aku bisa duduk disampingnya.

Lembaran diary itu mulai basah oleh air mataku ketika aku sampai di hari dimana aku mengungkapkan perasaanku pada Eunji
Dia menangis, aku benar-benar tidak sanggup melihatnya,,uljima Soohyunnie…uljima…aku ingin sekali berteriak padanya agar dia tidak menangis tapi tentu saja aku tidak bisa. Tuhan, jangan sampai dia menangis lagi, aku bersedia menukar seluruh kebahagiaanku dengan senyumannya. Jangan sampai dia menangis lagi.

“kau tidak ingin melihatku menangis, tapi kenapa sekarang kau membuatku menangis” aku terisak dan masih menggenggam diary itu.
Halaman selanjutnya bercerita betapa bersyukurnya dia bisa mengenalku dan lembaran paling akhir yang ditulisnya adalah dihari ketika dia mengucapkan perpisahan
Hari ini adalah hari terakhir bertemu dengannya, aku tidak tahu apakah besok akan bertemu lagi. Aku ingin mengucapkan selamat tinggal tapi aku sangat benci melihatnya menangis, jadi aku berbohong padanya.
 Aku tidak tahu entah sudah berapa banyak air mata yang mengucur keluar. Ku lihat notes yang pernah ku berikan padanya, semuanya hanya percakapan dia denganku. Dia tidak pernah menggunakan notes ini untuk orang lain.
Akhirnya aku membuka surat kecil yang di amplopnya tertulis namaku. Aku belum bisa mengatur nafasku dengan benar dan mungkin aku sudah banyak menelan air mataku sendiri. Kubuka surat itu perlahan dan membacanya.
Annyeong Soohyunnie, saat kau baca surat ini mungkin kita telah berada di dunia yang berbeda, maafkan aku tidak bisa mengucapkan perpisahan dengan cara yang benar. Aku ingin mengatakan aku sangat bersyukur bisa jadi temanmu, kalau nanti ada kehidupan lain, maukah kau jadi temanku lagi? Hey, kau tidak perlu menangis, aku tidak mati aku hanya kembali keduniaku, kau tahukan aku seorang peri. Jaga dirimu Soohyun, kuharap kau bertemu dengan gadis yang tepat, kuharap nanti kau tidak lagi terlambat menyatakan perasaanmu. Jaga dirimu.. jalga.
From: Shin Woocha^^
“Wooochaaaaa….!!!! ” Aku berteriak sekencang-kencangnya.
“Kenapa aku ini, kenapa aku begitu bodoh” aku menampar wajaahku sendiri.
Kenapa aku selalu terlambat memahami perasaanku sendiri? Kenapa aku tidak menyadari perasaan orang-orang disekitarku.
Ponselku tiba-tiba berdering, kulihat sekilas, telpon dari Dongho. Tanpa pikir panjang Aku segera menjawabnya.
“Hyung, bisakah kau datang…Noona…” suara dongho diseberang sana mengagetkanku, tanpa sadar aku menjatuhkan ponselku dan segera mengambil jaketku. Aku melambaikan tangan ke arah taksi dan sesaat kemudian aku telah duduk didalamnya melaju menuju rumah sakit.

Author POV
Soohyun berlari menuju ruang rawat Woocha tapi tidak seorangpun yang ditemuinya disana. Soohyun kaget, pikiran buruk berkelibat di benaknya. Soohyun meraba- raba sakunya berusaha mencari ponsel untuk menghubungi Dongho tapi kemudian dia menyadari ponselnya telah tertinggal di kamar.
Soohyun benar-benar panik dan tidak tau harus berbuat apa. Dia hanya duduk di ranjang tempat Woocha terbaring sebelumnya.
“kenapa kau pergi?? Kenapa?? Apa kau tidak tahu aku menyayangimu” Soohyun menangis sambil menunduk, bahunya bergetar menahan air matanya yang tidak berhenti mengalir.
Tiba-tiba seseorang masuk ke kamar tersebut
“pabo..” orang tersebut melangkah makin dekat ke arah Soohyun yang membelakanginya
“pabo..” katanya lagi. Soohyun menoleh dan benar-benar tidak percaya dengan mata dan telinganya.
“kau…” kata Soohyun pelan
“kau pikir aku mati??” kata orang itu tersenyum manis. Senyum yang sangat familiar bagi Soohyun
Soohyun berdiri dan segera mendekati orang itu
“Woocha…” Soohyun memeluk gadis yang sudah sangat dikenalnya itu. “kau benar-benar Woocha”
“bukan…aku peri bunga…tentu saja aku Woocha” jawab gadis itu sambil membalas pelukan Soohyun.
“tapi..kau” Soohyun melepaskan dekapannya dan memandang gadis itu lekat “apa aku bermimpi?”
“tidak..” Woocha tersenyum lagi “operasinya berhasil, semuanya menjadi baik-baik saja sekarang, kau tidak bermimpi, aku benar-benar sedang bicara padamu”
“benarkah!!..aah, aku benar-benar tidak percaya” Soohyun kembali memeluk Woocha.
“aku tidak ingin terlambat lagi kali ini, aku harusnya menyadarinya lebih awal, aku ingin menghilangkan spasi di antara kita…”
“Spasi?? Maksudmu??” Woocha heran. Soohyun kemudian mengambil sebuah kertas dan pulpen dari atas meja dan menuliskan sesuatu.
Aku ingin merubahmu dari  seorang “Yeoja  chingu” menjadi  “Yeojachingu”
Soohyun memperlihatkan tulisan itu pada Woocha, wajah pucatnya berubah menjadi merona.
Soohyun kemudian menulis lagi “Woocha, saranghae, naekko hajajussaeyo”
Woocha menjawab dengan pasti “nado saranghae” dan memeluk Soohyun erat.

---The End---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar